Sewaktu Kecil
Sewaktu
kecil kita belum mengenal namanya cinta, kekerasan, rasa sakit, rasa perih di
tagih hutang, sedih karena listrik belum bayar, atau uang kost yang nunggak
tiga bulan. Dulu hanya tau main kelereng, ya kelereng batu dari kaca yang
berbentuk bulat serta berisi warna indah seperti tirai yang di tarik membuat
semua beralur, warna kelereng tersebut pun beragam dari warna hitam pekat, putih,
bening, hijau, dan lain lain. Aku dulu memainkannya dengan penuh kegembiraan,
saling tertawa walau kadang sering kalah. Dulu game ini banyak sekali macamnya
dari memasukkan kelereng ke dalam lubang, ada juga main boom namanya. Yaitu
seperti segi empat yang di garis di tanah dan di dalamnya ada kelereng mu serta
lawan-lawan mu, kau harus mengeluarkan kelereng tersebut dengan kuju (kelereng
andalan) yang di tembakkan dari garis sepanjang 10 kaki dari kotak /segi empat
tadi. Pertama kau harus menmbak dengan jari mu dari garis start hingga ke ujung
garis yang melewati kota tersebut, yang paling jauh dialah yang memlakukan
tembakkan pertama ke kotak yang berisi kelereng itu. Bila kelereng mu berada
dalam kotak tersebut berarti kau game over. Permainan simple ini telah banyak
dimainkan oleh Negara kita dan itu salah satu game tentang kelereng di
tempatku, di desa sirih sekapur, kecamatan jujuhan, kelurahan tukum.
Nama
ku Redo Parsaoran siregar, batak tulent, sering di panggil gendut karena ukuran
ku yang gak normal dari kawan sesusia ku, saat kelas enam sekolah dasar saja
berat ku 80kg dengan tinggi kira-kira 140cm. kelas satu SD adalah taman belajar
yang asik dan kita saling mengejek nama orang tua kita saat pembagian rapor di
kelas. Itu hal aneh yang ku dengar setalah umur ku 18 tahun. Mungkin akan
terlihat aneh bila umur 19 tahun mengejek teman sekampusnya dengan nama orang
tua mereka. Tapi semua punya kenang yang berbeda saat SD. Siapa yang tahu
dulunya kau pernah kencing di celana gara-gara gak bisa ngerjain soal di papan
tulis dan buang air besar di celana saat WC sekolah yang sangat bau, kotor,
dekil, airnya abis, belum di perbaiki. Dan itu semua pernah ku alami. Hal-hal
konyol yang tak terlupakan
Oh
iya, wanita yang pertama kali ku sukai adalah saat duduk di bangku SD kelas
lima kalau nggak salah. Dia selalu memakai rok selutut dengan rambut diikat
kebelakang serta poni rata di mukanya, putih, langsing dan hingga sekarang
wanita yang bernama Irma itu, wajahnya sangat sedikit berubah, padahal umur 19
tahun muka dewasa atau masa pubertas akan muncul, mungkin dahi kita membesar?
Atau bibir kita melebar? Serta mungkin juga pipi yang penuh kerikil besar yang
biasa di sebut jerawat. Iya hingga saat ini Irma masih sama seperti dulu.
Saat
SMP kita mulai berani dan menunjukkan diri siapa kita sebenrnya, di hadapan
gadis, teman, bahkan orang tua. Kita menunjukkan sisi mandiri serta rasa suka
yang bergejolak saat menatap seekor… maksudnya seroang wanita. Di SMP adalah
awal pacaran ku yang pertama bersama gadis yang berbeda tempat tinggal dengan
ku bahkan lumayan jauh jaraknya. Aku sekolah di SMP negeri 1 sungai rumbai, yah
walaupun di kecamatan tapi tempat ini lumayan berkembang. Sedangkan si febri
pacarku yang pertama tinggal di kabupaten Muara Bungo. Awalnya karena aku
sering main ke SKB, nama salah satu daerah disana. Orang tua ku punya tanah
disana yang akan di bangun rumah dan saat SMA aku akan pindah kesana. Rumahku
yang pertama ada di Jujuhan, di sebuah pabrik karet yaitu PT Djambi Waras
Jujuhan, bapak ku bekerja disana sebagai kepala teknik dan kami di beri rumah tepatnya
di komplek pabrik itu. Ehh balik lagi ke febri tadi, sebenarnya aku sudah lama
ketemu dia. Saat mau ke gereja dari Jujuhan ke Muara Bungo kami mampir dulu ke
rumah saudara yang sesame marga siregar disana dan kadang hari sabtunya kami ke
Bungo dan aku menginap di rumah saudara ku yang di depannya rumah si febri itu.
Aku
juga sering main kerumahnya setelah pulang gereja, bermain dengan adiknya,
kadang aku juga membawa sepeda kesana agar bisa main bersama adikku yang
tinggal di SKB itu. Sebenarnya aku dikompor-kompori oleh kedua kakaknya si agus
kalau si febri itu suka sama ku dan sejak saat itu aku mulai mencoba dekat.
Akhirnya kami pacaran saat kelas dua SMP, entah bagaimana, saat itu adalah persaan
gembira mempunyai seroang pacar walaupun jarak kita lumayan jauh. Kami bertahan
cukup lama hingga aku ketahuan ada bokep di hp kukemudian hpku di tahan oleh
orang tua dan aku tidak pernah
menghubunginya lagi, kurasa itu namanya putus.
Lulus
dari SMP aku pindah ke Muara Bungo, sekolah disana, makan, minum, dan
sebagainya. Aku mendaftar ke SMA negeri 2 Muara Bungo yang menurutku itu
sekolah yang best disni. Dengan NEM ku yang tak seberapa. Akhirnya aku masuk
dari belakang, iy seperti beli bangku gitu. Yang lain sudah masuk saat bulan
juni sedangkan aku harus menunggu sebulan lagi agar bisa sekolah.
Pertama
kali masuk ke SMA itu aku tidak kenal siapa pun. Hanya sendiri, mulai pelajaran
dan di situ pun di mulai perkenalan antar murid, aku mulai mempunyai teman,
hingga kelas kami yang dulunya di labor biologi pindah ke kelas atas yang benar
benar kelas. Semenjak saat itu barulah
kami bersosialisasi dengan kelas lain, tidak seperti kelas dulu, kami seperti
di isolasi, di asingkan, sepertinya kami akan menjadi kelinci percobaan.
Hahah... Tidak seperti itu pula. Hanya jarang keluar kelas karena baju SMA
belum di berikan jadi kami masih memakai seragam SMP masing-masing.
Dari
semester pertama belajarku mulai meningkat, dari peringkat lima hingga
peringkat satu di semester kedua. Tiap malam hanya belajar yang ku lakukan.
sehabis mandi ke kamar belajar walau kadang tidak belajar sepenuhnya. Aku
sangat suka belajar dengan mendengarkan music, membantu membuatku betah
berjam-jam di kursi.
Saat
semester dua di kelas satu, aku mulai pacaran dengan wanita bernama Lara. Dia
tidak begitu cantik, kulitnya pun sedikit kecokltan dan kadang menghilang saat
jam 6 sore, nggak nggak, jam 21:00 menghilang. Hahah… nggak secoklat itu
sebenarnya. Tapi bersama dialah yang paling lama pacaran. Sekitar setahun
lebih.
Mamak
ku selalu datang ke kamar ku saat sedang mengerjakan PR atau telfonan dan mamak
ini suka kali nanya-nanya gimana sekolah ku hari ini?, sedang ngerjai apa?, dan
kadang dia cerita tentang pesta tadi siang, orang batak begitu, seringkali
pesta nikah saat hari sabtu, dan kadnag-kadang bicara soal berita tadi pagi.
Walaupun terkadang merasa terganggung, kadang pula aku mengunci pintu kamar ku
agar aku bisa tenang belajar dan telfonan dengan pacar, terkadang mamaku dengar
percakapanku di telfon, “ngomong sama siapa kau?!!” sambil membuka pintu kamar
ku. “nggak ada kok mak, main hp aja ini”. Dengan logat tegas. “awas kalo kau
pacaran ya!!!”. Dan aku menjawab “iya ya mak” denga nada terbatah-batah. Sambil
ke dapur pun dia bilang “sekolah dulu yang penting”, “iya mamak ku sayang”,
dengan teriak ku menjawab.
Seiring
waktu berjalan dan banyak hal-hal aneh yang aku alami, seperti galau, sedih,
senang, sakit hati, semangat. Sewaktu berpacaran dengan dia.
Kelas
tiga SMA adalah masa yang paling tak terlupakan dimana kita menjadi lebih dekat
dengan semua teman kita, tidak memilih siapa dia, bagaimana pun dia, kenapa
dia, dia adalah teman kita.
Disana
berteman dengan siapa pun menjadi lebih dekat dengan kelas, apalagi aku adalah
ketuanya. Terkadang ada yang membenci satu sama lain, tapi yang namanya teman
itu hanya berlaku satu hari, dan besoknya bertengkar lagi, ehh baikan
maksudnya.
Masuk
semester dua kelas tiga hubungan ini makin erat, makin sering menanyankan pr,
buat pr sama-sama, semua dilakukan bersama-sama, kerja kelompok dilakukan sama
kelompok yang lain, saling bantu
Semester
dua ini jarang serius, banyak canda tawa ketimbang sedih-sedih sendiri. karena
teralu sering bercanda tugas pun kadang-kadang nggak jelas. Anggota kelompok
kadang gak datang saat di suruh kerja kelompok dengan banyak alasan mereka
mengundurnya.
Karena
aku di IA dua dan aku di tunjuk menjadi ketua kelas, maka pemimpin upacara pun
aku. Setelah IA satu tampil, minggu berikutnya kelas kami yang tampil, walaupun
aku tidak jadi tampil menjadi pemimpin karena belum pernah sama sekali aku
menjadi pemimpin upacara, temanku lah yang menggantikannya. Aku tampil sebagai
regu nyanyi di samping teman-teman ku yang lain. Di situ aku sedang menjomblo.
Aku memilih untuk pergi dari dia dan saat baris pun sedikit curi pandang ke
lara.
Makin
dekat dengan UAN yang 20 paket itu, jadwal belajar pun makin padat. Pagi
sekolah, siangnya les di sekolah, malamnya les lagi, membuat otak ini menjadi
malas tidak seprti kelas satu dulu, semua di kerjakan dengan rela hati, tapi
sekarang mesti di paksa.
Les
di sekolah pun kebanyakan main karena ngantuk yang tak tertahankan, dan rasa
malas yang begitu hebatnya sampai-sampai mengerjakan soal pun gak niat. Sering
juga aku tertidur di kelas dengan durasi lima detik, seperti orang yang ngantuk
mengendarai mobil sambil ngangguk-ngangguk. Tapi karena ribunya kelas ini semua
menjadi fresh kembali walau hanya sesaat kemdian ngantuk kembali setelah
melihat rumus-rumus di papan tulis.
Di
sekolah sekitar tiga pelajaran, saat les tambahan ada dua, dan di malamnya di
tambah satu mata pelajaran lagi yang mesti dipelajari, membuat konsetrasi
menurun karena banyak sekali yang mesti di pusatkan.
UAN
pun telah di depan mata dan pencarian kunci jawaban pun sedang giat-giatnya
dilakukan, walaupun dapat mesti di bayar dengan harga lumyan untuk seorang
siswa. Tapi kami melakukannya.
Dapat
kunci, ujian pun sedikit tenang, padahal soalnya benar susah waktu itu,
susahnya karena 20 paket, coba seperti dulu a, b, a, b jadi terbantu kelulusan.
Semua
itu sudah di lewati secara bersama, dan akhirnya kita semua lulus walau
beberpaorang ada yang malang nasibnya,
Waktu
itu aku di Jakarta bimbel saat pengumuman kelulusan keluar. Orang tuaku lah
yang melihat surat kelulusan itu. Dengan gembira aku lulus tapi apakah aku
lulus di SBMPTN?. Aku ingin masuk PTN di UNPAD, atau UNDIP, atau IPB. Tapi
semuanya gak ada yang lulus. Rasa sakit ini sangat perih, tapi kusadari
kemampuan ku yang di bawah rata-rata.
Setalah
ujian SBMPTN berakhir aku kembali ke Muara Bungo. Sekitar awal juni aku kembali
ke Jakarta untuk ujian di universitas swasta
Bapakku
setuju aku kuliah dimana, tapi lebih baik disini, di Muara Bungo, “ahh yang
benar aja lah pak? Gak mau aku ah, masa di tempat ini lagi”, kemudian bapakku
bilang “yah terserahlah, tapi kau kuliah
sama abang aja, biar bisa di awasi” dengang muka ku yang agak cemberut, “iya
pak”.
Karena
tidak lulus SBMPTN aku merasa kadang hidup ini tak adil. Walupun Ketika kita
kecil bahkan sejak di dalam kandungan kita telah mendapt perhatian lebih,
karena kita masih rentan akan dunia luar makanya kita di jaga dan itu adil.
Adil sendiri bagi aku adalah sebuah pemerataan, keselarasan, dan lain-lain.
Dalam
kasih sayang kita pun di beri pengertian untuk saling adil dalam memberi,
menerima, serta mengasihi. Dan itu semua sudah di ajari sejak kecil. Dalam hal
memberi kepada adik pun kita adil agar si kakak tidak merasa cemburu. Tapi yang
namanya mengasihi jelas lebih banyak kepada yang lebih kecil. Karena dia juga
butuh kasih sayang yang lebih
Dengan
sikap adil kita pun berlaku jujur. Karena keadilan menjunjung tinggi kejujuran,
bila kita jujur dengan diri kita maka keadilan pun ikut serta dalam hal itu.
Seperti saat aku di suruh membeli barang ke pasar dengan macam-macam harga. Aku
harus jujur berapa barang yang ku beli, berapa harganya serta totalnya berapa,
dan sisa uangnya ku kembalikan ke bapakku. Dengan itu kita sudah berlaku adil
dan itu yang dia ajarkan orang tua kepada kita, bahwa hidup itu harus jujur
Saat
aku mulai beranjak dewasa kini kejujuran mulai susuah ditemui terkadang aku
sendiri pun tak jujur. Jujur kepada diri sendiri merupakan keadilan dasar yang
harus di miliki.
Kita
pernah merasa tak ada keadilan di hidup ini, saat kita jatuh terkadang kita
mengatakan hidup ini kenapa tak adil, apalagi waktu aku tak dapat lulus di
perguruan tinggi negeri, rasanya tak adil melihat teman-temanku yang lulus
disana sedangkan aku tidak. Tapi lambat laun kita mengerti rencana Tuhan yang
baik itu seperti apa, Karena Tuhan tidak akan menyianyiakan hambanya saat dia
butuh pertolongan.
Dan
aku pun bersyukur masih di beri Tuhan jalan yang baik, hidup yang sehat, dan
hati yang senang. Aku rasa Tuhan telah berlaku adil kepadaku dengan apa yang
kudapat serta ku beri semua itu hanya dari padaNya.
Sama
halnya seperti tidak lulus SBMPTN ini, walau gak lulus aku pun merasa ini
mngkin rencanaNya. Aku pun masuk ke Universitas Gunadarma betempat di Depok.
Merantau
inilah yang membuat rindu kepada keluarga semakin besar, kepada mama, bapak,
kakak, tante dan adik sepupuku. Aku jarang menelfon orang tua ku tapi di dalam
kamar sering kali memikirkan mereka.saat senang kadang ingin berbagi dengan
yang dirumah sana, jalan-jalan bersama, liburan bersama. Banyak hal yang ingin
kulakukan bersama mereka.
Cinta
kasih ku dengan keluargalah yang paling utama, karena dengan saling mencintai
dan mengasihi segala persoalan di dalam keluarga ku bisa di perkuatkan untuk
melewatinya. Aku sangat mencintai keluarga ku terutama mama ku, aku sangat
mencintainya karena dia telah mengasihi ku dari bayi yang masih merah hingga
aku kuliah dan merantau. Cinta terhadap keluarga pasti cinta akan Tuhannya,
mulai dari ibadah, berdoa pun selalu aku lakukan untuk menjaga komunikasi ku
dengan-Nya.
Kepada
Tuhan pun aku diberi kasih sayang karna
sampai sekarang aku masih bisa bertemu keluarga, sudara, dan teman-teman ku.
Tuhan tahu bila kasih dan sayang yang tulus dari hati akan merealisasikan
tindakan-tindakan yang sulit terjadi. Seperti seorang yang tulus mencintai
anaknya pasti suatu saat nanti ia akan membalas cinta bapaknya dengan cita-cita
yang telah diraihnya.
Walau
pun aku mahasiswa tingkat pertama di Gunadarma tapi aku sangat menyukai
menuntut ilmu disini. Universitas Gunadarma ini merupakan batu loncatan buat ku
untuk menggapai masa depan ku yang cerah menjadi seorang wirausaha di bidang
industri pabrik.
Terhadap
saudara-saudara kupun saling memberi perhatian serta kasih sayang yangembuat
keakrapan terjadi dan rasa saling menjaga tanpa adanya mengasingkan
saudara-saudara kita yang berbeda dari bentuk, akhlak, maupun agama. Karana
Tuhan pun tidak membeda-bedakan kasihnya kepada Umat setia pengikut di jalan
yang benar.
Dalam
hal apapun kita harus kita harus kasih serta sayang, dalam bekerja, belajar,
kuliah, karena dengan begitu kita akan lebih mudah menjalankannya ketika kita
menyukai itu, mulai dari menyukai kita akan memberikan kasih dalam kegiatan
kita yang membuat pekerjaan itu semakin produktif dan efisien.
Perkuliahan
pun begitu, walaupun banyak tugas serta tambah-tamabahn lainnya kita harus
mensyukuri karena dengan begitu kita bisa menjadi pribadi yang lebih mampan dan
baik kedepannya. Aku sangat menyukai perkuliahan ku, bila aku tidak menyukainya
pasti aku tidak akan menyelesaikan tugas ini dengan baik dan benar.
Keluarga
ku sangat mendukung dan memberi perhatian kepadaku untuk mensukseskan
perkuliahan ku, aku sangat perlu support-suport terutama dari keluarga ku yang
membesarkan ku hingga saat ini.
Kepada
Tuhan pun aku tak luput untuk memanjatkan doa dan puji-pujian kepda-Nya karna
hal ini lah yang membuat kasih sayang yang kekal kepada sang pencipta agar kita
di bantu dalam persoalan apapun yang akan kita hadapi.
Di
depok ini aku tinggal bersama abang ku dan istrinya. Abang ku baru saja menikah
di awal desember lalu. ini pesta yang seru, bisa kembali kumpul dengan keluarga
ku, mamaku, bapakku, kakak, dan saudara-saudaraku dari kampung datang untuk
acara pernikahan abangku.
Tiga
hari empat malam, mulai dari kamis sore berangkat dari Jakarta ke Muara Bungo
sampai malam sabtu, dan besoknya langsung acara pernikahan.
Saat
abang ku melakukan pernikahan dengan adat batak, banyak sekali langkah-langkah
yang harus di jalani oleh kedua mempelai, dari datangnya si pria ke rumah calon
istri sampai respsi pernikahannya. Itu di mulai dari Mangarisika, mangarisika Adalah kunjungan
utusan pria yang tidak resmi ke tempat wanita dalam rangka penjajakan. Jika
pintu terbuka untuk mengadakan peminangan maka pihak orang tua pria memberikan
tanda mau (tanda holong dan pihak wanita memberi tanda mata). Jenis
barang-barang pemberian itu dapat berupa kain, cincin emas, dan lain-lain.
Setelah mangarisika akan diadakan pembicaraan antara kedua belah pihak yang
melamar dan yang dilamar, terbatas dalam hubungan kerabat terdekat dan belum
diketahui oleh umum.
Setelah
sepakat dengan musyawarah atau marhusip tersebut kemudian di lanjutkan Marhata
Sinamot. Marhata sinamot biasanya diadakan selesai membagikan jambar. Marhata
sinamot yaitu membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan
apa yang di semblih, berapa banyak ulos, berapa banyak undangan dan dimana
dilakukan upacara perkawinan tersebut. Acara marhata sinamot dapat juga
dianggap sebagai perkenalan resmi antara orang tua laki-laki dengan orang tua
perempuan. Mas kawin yang diberikan pihak laki-laki biasanya berupa uang yang
jumlah mas kawin tersebut di tentukan lewat terjadinya tawar-menawar. Disinilah
yang di istilahkan pria membeli wanita. Bila wanita yang dilamar mempunyai jabatan
atau pangkat yang lebih tinggi maka hata sinamotnya akan tinggi pula.
Kemudian
abang ku melanjutkan dengan Martumpol. Martumpol bagi orang Batak Toba dapat
disebut juga sebagai acara pertunangan namun secara harafiah martupol adalah
acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat dalam janji
untuk melangsunkan perkawinan. Martupol ini dihadiri oleh orang tua kedua calon
pengantin dan kaum kerabat mereka beserta para undangan yang biasanya diadakan
di dalam gereja, karena yang mengadakan acara martumpol ini kebanyakan adalah
masyarakat Batak Toba yang Beragama Kristen.
Mula-mula
pernikahan di adakan di gereja untuk mempersatukan kedua mempelai yang di
lakukan oleh pendeta atas firman Tuhan
serta dihadiri oleh kerabat marga ibu (hula-hula), kerabat marga ayah (dongan
tubu), anggota marga menantu (boru), pengetuai (orang-orang tua)/pariban dan
dongan sahuta (teman sekampung). Pendeta akan membacakan Firman Tuhan dan janji
pengikat antara mereka hingga maut memisahkan kedua suami istri.
Setelah
resepsi pernikahan di gereja di lanjutkan dengan abang ku akan melaksanakan
Martonggo Raja yaitu, Perkawinan pada masyarakat Batak Toba bukan hanya urusan
ayah dan ibu kedua calon pengantin, tetapi merupakan urusan semua keluarga,
karena itu orang tua calon pengantin akan mengumpulkan semua anggota keluarga
di rumah mereka masing-masing dan yang hadir dalam upacara ini terutama
menyangkut dalihan na tolu yaitu kerabat marga ibu (hula-hula), kerabat marga
ayah (dongan tubu), anggota marga menantu (boru), pengetuai (orang-orang
tua)/pariban dan dongan sahuta (teman sekampung). Disinilah kami menortor
sambil di iringi music, music yang di dendangkan adalah musik-musik daerah batak dan memakai
alat-alat khas batak yaitu gondang,doli-doli ( seruling), panggora,hapetan,
serta membawa ulos dari pihak keluarga yang akan di ulosi di punggung
mempelai.
Setelah
pemberian ulos pihak keluarga perempuan akan memutari kedua mempelai yang di
samping mereka ada pihak keluarga laki-laki serta pihak keluarga perempuan
menortor memutari pihak laki-laki sambil membawa uang di atas tangannya yang
akan di serahkan ke kedua mempelai pengantin dan pihak keluarga laki-laki.
Inilah yang sering di sebut-sebut sebagai saweran bagi banyak orang. Uang yang
di serahkan itu berasal dari hata sinamot.
Pernikahan
abang ku di lakukan dari pagi hingga malam, makanya pernikahan orang batak
sangat melelahkan dan abang ku serta ito ku atau kakak perempuan sangat lelah
makanya setelah pernikahan abang ku istirahat total di rumah ku.
Hari
minggunya aku langsung ke jambi, berangkat dari bandara Sultan Thaha menuju
bandara Soekarno-Hatta. Yang sampai di depok sekitar jam sebelas malam.
2014
telah dilalui dan kini 2015 telah dalam proses menjalani, banyak harapan serta
tujuan yang ingin ku capai disini.
Pertama
aku ingin punya pacar lagi setelah lama menjomblo, aku ingin berbagi
kesenangan, dan susahnya membuat tugas-tugas kuliah kepada seorang gadis,
siapapun dia, tunjukkanlah wujudnya di 2015 ini biar aku tahu dan mengejarnya.
Karena sendiri di kota rantau sangat tidak enak.
Kedua
aku ingin punya hp baru, yang lama telah rusak, rusaknya pas setahun kupakai,
mungkin ini takdir dari yang Kuasa agar aku menggantinya dengan iphone atau
galaxy five, mungkin juga hawuei. Semoga saja ini terjadi
Ketiga
adalah membawa keluarga ku liburan ke Bali, atau Singapure. Impian menjadi
traveler mungkin susah, tapi membawa keluarga liburan adalah tantangan yang
harus ku capai.
“Ingin
punya pacar sudah, hp baru sudah, holiday juga” kataku dalam hati saat malam 2014
berlalu. Aku berharap yang terbaik di setiap langkah yang ku ambil ini. Karena
aku mulainya dengan Doa.
Tuhan,
Bantu Kami
Karya:
Redo Parsaoran Siregar
Tuhan
ini tahun yang baru
Kau
beri kami kesempatan untuk hidup lebih lama
Kepada
ku
Kepada
mama
Bapak
dan saudaraku
Terimakasih
tuhan, akhirnya ku melwati malam 2014 ini
Mamaku
disana, jaga baik-baik kehsehatan mu
Bapak,
jadilah kuat seperti baja, yang bisa membawa terus keluarga ini
Tuhanku,
Rajaku, Bapa ku,
Sertai
mereka
Untuk
abangku dan kakaku, jadilah teman baikku
Tuhan,
bantu aku melewati tahun ini
Bantu
keluraga ku malewatinya
Kuatkan
kami Tuhan, kuatakan kami seperti ombak yang menghantam karang
Karang
masalah hidup ini
Bantu
kami menggapai tujuan kami tuhan.
Bantu
kami.
Fajar Akan Tiba
Karya:
Redo Parsaoran siregar
Sinar
pagi di tahun baru sudah tersambar di rerumputan
Ampas
kembang api semalam pun masih disana
Doa-doa
penuh harapan telah dipanjatakan malam itu
Saling
tertwa malam itu
Lari pagi di tahun baru
sangat semangat
Kuatnya sinar pagi
menambah hebatnya rencana ini
Tampilan baru dari wajah
yang sama mulai terlihat
Konstruksi baru sedang
dikembangkan
Transaksi
doa mulai di kuatkan
Untuk
ibuku
Aku
sangat senang mendengar kata-kata mu
Aku
mendengar setiap kata dari mulutmu
Membuat
rintihan air ini mengalir
Ibu, aku disini
Aku masih disin ibu
Tenanglah, sebentar lagi
fajar akan tiba
Dan kita bertemu di
pagar itu lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar