Senin, 11 Januari 2016

MRT = jakarta gak macet (?)



Terkait dengan infrastruktur transportasi di kota Jakarta, kemacetan luar biasa yang terjadi di Jakarta menuntut Pemerintah untuk menyediakan alternatif transportasi yang nantinya akan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Saat ini ketersediaan infrastruktur transportasi publik di Jakarta tidaklah banyak, selain Bus Transjakarta dan KRL Komuter Jabodetabek. Ada banyak masalah yang harus diselesaikan, terutama menyangkut kemacetan yang terjadi hampir setiap hari. Salah satu alternatif untuk mengurai kemacetan di Jakarta adalah dengan mengembangkan transportasi massal berbasis rel yakni kereta api. Saat ini, di Jakarta sudah tersedia transportasi masal, yaitu kereta api rel listrik (KRL). Namun, keberadaan KRL dinilai belum cukup untuk mengurangi kemacetan karena jalur yang tersedia belum terkoneksi secara keseluruhan terutama di lingkar dalam Jakarta.


ini merupakan peta jalur masa depan MRT


Untuk itu, diharapkan agar moda transportasi masal alternatif lainnya, Mass Rapid Transit Jakarta (MRT), dapat disambut baik. MRT yang sekarang sedang dalam tahap konstruksi tersebut diharapkan bisa melengkapi moda yang sudah ada. Nantinya, MRT Jakarta akan bisa langsung menghubungkan kantor-kantor di kawasan bisnis ke stasiun MRT. Kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh pengelola MRT untuk mencari sumber pendapatan alternatif dan tidak hanya mengandalkan tiket, misalnya fee dari kantor yang ingin mendapat akses ke stasiun MRT, iklan dan lainya.


Mengenai moda transportasi masal, contoh paling dekat yang bisa ditiru adalah Singapura, karena sistem transportasi di negara tersebut sangat terintegrasi, efisien dan mayoritas berbasis rel. Singapura memiliki berbagai macam moda transportasi massal, mulai dari monorel hingga MRT. Selain itu ada pula model light rail transit (LRT). Model ini sama dengan kereta api hanya saja rangkaiannya lebih sedikit dan biasanya dijalankan secara otomatis. Menurut saya, sudah seharusnya daerah seperti Jakarta ini tidak ada lagi perlintasan kereta sebidang, karena lalu lintas kendaraan sangat padat.




ini merupakan tahap awal pembangunan MRT 



Transportasi kereta di dalam kota yang terbebas dari gangguan perlintasan sebidang akan memberikan banyak manfaat positif, seperti efektifitas dan efisiensi bagi penumpang, dan juga akan membuat angkutan barang menjadi lebih murah. Harapan kita ke depan adalah agar Jakarta bisa segera memiliki sarana transportasi seperti Singapura, tentu saja dengan bantuan dari Pemerintah, termasuk masalah pembiayaannya. Pada dasarnya, terkait dengan proyek-proyek infrastruktur transportasi seperti MRT, DKI sudah pasti akan mendukung. Mengenai pembiayaannya, ada beberapa skema yang dapat dijadikan alternatif, asalkan tidak membebani APBD. Terakhir, siapapun presiden yang akan terpilih, harus memikirkan sistem transportasi dan infrastruktur agar tidak terjebak oleh bonus demografi dan munculnya kelas menengah di tanah air. Ingat, 25 tahun ke depan, akan ada bonus demografi di mana penduduk yang paling banyak terdiri dari kalangan usia produktif.




referensi:

 https://benhan8.wordpress.com/tag/mrt-jakarta/

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/08/27/12493331/Proyek.MRT.Jakarta.Masuki.Tahapan.Konstruksi.Stasiun.Bawah.Tanah

Minggu, 03 Januari 2016

Lagu penyenmangat rasa nasionalisme "BENDERA"



Oleh: Cokelat

Band yang lebih banyak berisi tema nasinalisme pada lagunya. Pada era globalisasi seperti sekarang kita memang butuh penyemangat sekaligus pemer satu dan menurut saya lagu ini mewakili persaan indonesia ke khalayak luas apalagi di era modern seprti saat ini, lagu ini mudah tersebar dan lyricnya mudah di ingat serta syairnya yang menggugah semangat. pada awalnya lagu ini memang diciptakan untuk Indonesia sebagai hadiah kemerdekaan beberapa waktu silam. Kurang lebihnya inilah yang ingin disampaikan group band cokelat kepada pendengar lagu ini…


Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi slaluku coba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi slalu ku coba tuk melindungimu

Pada bait pertama lagu ini, menyampaikan bahwa tidak harus menjadi kuat untuk mempertahankan sesuatu karena yang terus mencobalah yang akan bertahan.

Pada bait kedua baris pertama, melukiskan perjuangan/ mengabdian yang akan dilakukan seseorang terhadap negaranya meskipun ia seorang pemuda biasa dengan segala kekurangannya.

Reff :Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tapi slalu kucoba tuk mengharumkanmu
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi slalu kucoba tuk mengindahkanmu

Pada bait ketiga dimaksudkan agar para pemuda akan menjaga harkat dan martabat negaranya demi menghormati dan menghargai jasa sang pahlawan dan merupakan bentuk penghargaan dari para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan para pahlawan disadari atau tidak sering terlupakan atau dianggap sepele, dalam lirik ini jelas tersirat bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus selalu menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan tersebut dengan tetap berkibarnya bendera merah putih.

Kupertahankan kau demi kehormatan bangsa
Kupertahankan kau demi tumpah darah
Semua pahlawan-pahlawanku

Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Ku akan selalu menjagamu

Dalam lirik bait keempat ini band cokelat ingin membangkitkan semangat bangsa agar tetap mengibarkan bendera kebangsaan kita dengan prestasi yang dapat membanggakan bangsa ini. Untuk melakukan penghargaan terhadap perjuangan yang telah dilakukan oleh pahlawan tidak perlu dengan membela bangsa dalam peperangan, tetapi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menjaga bendera merah putih agar tetap berkibar diujung tiang tertinggi  dimaksudkan agar semua orang dapat melihat bahwa merah putih masih tetap berkibar hingga saat ini.

Back to Reff.
Oooh… oohh…




Referensi: http://lirik.kapanlagi.com/artis/cokelat/bendera

Adat Nikahan Batak



Begitu banyak adat istiadat pernikahan di indinesia dan saya pilih adat pernikahan batak karena saya orang batak hahah. Inilah uraian yang saya dapat dan saya ketahui. 

Urutan ACARA PESTA ADAT PERNIKAHAN BATAK
- MARSIBUHA BUHAI
Pagi hari sebelum dimulai pemberkatan/catatan sipil/pesta adat, acara dimulai dengan penjemputan mempelai wanita di rumah disertai dengan makan pagi bersama dan berdoa untuk kelangsungan pesta pernikahan,
biasanya disini ada penyerahan bunga oleh mempelai pria dan pemasangan bunga oleh mempelai wanita dilanjutkan dengan penyerahan Tudu-tudu Ni Sipanganon dan Menyerahkan dengke lalu makan bersama, selanjutmya berangkat menuju gereja untuk pemberkatan.




BEBERAPA Pengertian POKOK DALAM ADAT PERKAWINAN
  1. Suhut , kedua pihak yang punya hajatan
  2. Parboru, orang tua  pengenten perempuan=Bona ni haushuton
  3. Paranak, orang tua  pengenten Pria= Suhut Bolon.
  4. Suhut Bolahan amak : Suhut yang menjadi tuan rumah dimana acara adat di selenggrakan.
  5. Suhut naniambangan, suhut yang datang
  6. Hula-hula, saudara laki-laki dari isteri masing-masing suhut
  7. Dongan Tubu, semua saudara laki masing-masing suhut ( Tobing dan Batubara).
  8. Boru, semua yang isterinya semarga dengan marga kedua suhut ( boru Tobing dan boru Batubara).
  9. Dongan sahuta, arti harafiah “teman sekampung” semua yang tinggal dalam huta/kampung komunitas (daerah tertentu)  yang sama paradaton/solupnya.
  10. Ale-ale, sahabat yang diundang bukan berdasarkan garis persaudaraan (kekerabatan atau silsilah) .
  11. Uduran, rombongan masing-masing suhut, maupun rombongan masing-masing hula-hulanya.
  12. Raja Parhata (RP), Protokol (PR) atau Juru Bicara (JB) masing-masing suhut, juru bicara yang ditetapkan masing-masng pihak
  13. Namargoar, Tanda Makanan Adat , bagian-bagian tubuh hewan yang dipotong yang menandakan makanan adat itu adalah dari satu hewan (lembu/kerbau) yang utuh, yang nantinya dibagikan.
  14. Jambar, namargoar yang  dibagikan kepada yang berhak, sebagai legitimasi dan fungsi keberadaannya dalan acara adat itu.
  15. Dalihan Na Tolu (DNT), terjemahan harafiah”Tungku Nan Tiga” satu sistim kekerabatan dan way of life masyarakat Adat Batak
  16. Solup, takaran beras dari bambu yang dipakai sebagai analogi paradaton, yang bermakna dihuta imana acara adat batak diadakan solup/paradaton dari huta itulah yang dipakai sebagai rujukan, atau disebut dengan hukum tradisi “sidapot solup do na ro

PROSESI MASUK TEMPAT  ACARA ADAT
(Contoh Acara di Tempat Perempuan)
  • Raja Parhata/Protokol Pihak Perempuan= PRW
  • Raja Parhata/Protokol Pihak Laki-laki    =  PRP
  • Suhut Pihak Wanita = SW
  • Suhut Pihak Pria       = SP
     
  1. PRW meminta semua dongan tubu/semaraganya bersiap untuk menyambut dan menerima kedatangan rombongan hula-hula dan tulang
  2. PRW memberi tahu kepada Hula-hula, bahwa SP sudah siap menyambut dan menerima kedatangan Hula-hula
  3. Setelah hula-hula mengatakan mereka sudah siap untuk masuk, PRW mempersilakan masuk dengan menyebut satu persatu, hula-hula dan tulangnya secara berurutan sesuai urutan rombongan masuk nanti: dimulai dar Hula-hula Simorangkir
  1. 1. Hula-hula, ……
    2. Tulang, …….
    3. Bona Tulang, …..
    4. Tulang Rorobot, …..
    5. Bonaniari, ……
    6. Hula-hula namarhahamaranggi:
        - a …
        - b….   
        - c….
        - dst
    7.Hula-hula anak manjae, … dengan permintaan agara mereka bersam-sama    masuk dan menyerahkan pengaturan selanjutnya kepada hula-hula    Simorangkir
  2. PR Hulahula, menyampaikan kepada rombongan hula-hula dan tulang yang sudah disebutkan PRW pada III , bahwa SW sudah siap menerima kedatangan rombongan hula-hula dan tulang dengan permintaan agar uduran Hula-hula dan Tulang memasuki tempat acara , secara  bersama-sama.
    Untuk itu diatur urut-urutan uduran (rombongan) hula-hula dan tulang yang akan memasuki ruangan. Uduran yang pertama adalah Hula-hula,……, diikuti TULANG …….sesuai urut-urutan yang disebut kan PRW pada (3).
  3. MENERIMA KEDATANGAN SUHUT PARANAK (SP).
    Setelah seluruh rombongan hula-hula dan tulang dari SW duduk (acara 4), rombongan Paranak/SP dipersilakan memasuki ruangan.
    PRW, memberitahu bahwa tempat untuk SP dan uduran/rombongannya sudah disediakan dan SW sudah siap menerima kedatangan mereka beserta Hula-hula , Tulang SP dan uduran/rombongannya

  4. PRP menyampaikan kepada dongan tubu Batubara, bahwa sudah ada permintaan dari Tobing agar mereka memasuki ruangan.
    Kepada hula-hula dan tulang (disebutkan satu perasatu) yaitu:
    1.   Hula-hula, ….
    2.   Tulang, …..
    3.   Bona Tulang, ….
    4.   Tulang Rorobot, …..
    5.   Bonaniari , …..
    6.   Hula-hula namarhaha-marnggi:
               -  a…….
               -  b …….
               -  c…….
               -  dst
    7.   Hula-hula anak manjae…..
                     
    PRP memohon, sesuai permintaan hula-hula SW agar mereka masuk bersama-sama dengan SP. Untuk itu tatacara dan urutan memasuki ruangan diatur, pertama adalah Uduran/rombongan SP& Borunya, disusul Hula-hula….., Tulang…..dan seterusnya sesuai urut-urutan yang telah dibacakan PR Batubara (Dibacakan sekali lagi kalau sudah mulai masuk).

MENYERAHKAN TANDA MAKANAN ADAT.
(Tudu-tudu Ni Sipanganon)

Tanda makanan adat yang pokok adalah: kepala utuh, leher (tanggalan), rusuk melingkar (somba-somba) , pangkal paha (soit), punggung dengan ekor (upasira), hati dan jantung ditempatkan dalam baskom/ember besar.
Tanda makanan adat diserahkan SP beserta Isteri didampingi saudara yang lain dipandu PRP, diserahkan kepada SW dengan bahasa adat, yang intinya menunjukkan kerendahan hati dengan mengatakan walaupun makanan yang dibawa itu sedikit/ala kadarnya  semoga ia tetap membawa manfaat dan berkat jasmani dan rohani hula-hula SW dan semua yang menyantap nya, sambil menyebut bahasa adat : Sitiktikma si gompa, golang golang pangarahutna, tung so sadia (otik) pe naung pinatupa i, sai godangma pinasuna.

MENYERAHKAN DENGKE/IKAN OLEH SW
Aslinya ikan yang diberikan adalah jenis “ihan” atau ikan Batak, sejenis ikan yang hanya hidup di Danau Toba dan sungai Asahan bagian hulu dan rasanya memang manis dan khas. Ikan ini mempunyai sifat hidup di air yang jernih (tio) dan kalau berenang/berjalan selalu beriringan (mudur-udur) , karena itu disebut ; dengke sitio-tio, dengke si mudur-udur (ikan yang hidup jernih dan selalu beriringan/berjalan beriringan bersama)
Simbol inilah yang menjadi harapan kepada penganeten dan keluarganya yaitu seia sekata beriringan dan murah rejeki (tio pancarian dohot pangomoan).
Tetapi sekarang ihan sudah sangat sulit didapat, dan jenis ikan mas sudah biasa digunakan. Ikan Masa ini  dimasak khasa Batak yang disebut “naniarsik” ikan yang dimasak (direbus) dengan bumbu tertentu sampai airnya berkurang pada kadar tertentu dan bumbunya sudah meresap kedalam daging ikan itu.
       
MAKAN BERSAMA
Sebelum bersantap makan, terlebih dahulu berdoa dari suhut Pria (SP) , karena pada dasarnya SP yang membawa makanan itu walaupun acara adatnya di tempat SW.
Untuk kata pengantar makan, PRP menyampaikan satu uppasa (ungkapan adat) dalam bahasa Batak seperti waktu menyerahakan tanda makanan adat:
Sitiktikma si gompa, golang golang pangarahutna
Tung, sosadiape napinatupa on, sai godangma pinasuna.
    
Ungkapan ini menggambarkan kerendahan hati yang memebawa makanan (Batubara), dengan  mengatakan walaupun makanan yang dihidangkan tidak seberapa (pada hal hewan yang diptong yang menjadi santapan adalah hewan lembu atau kerbau yang utuh), tetapi mengharapkan agar semua dapat menikmatinya serta membawa berkat.
Kemudian PRP mempersilakan bersantap

MEMBAGI JAMBAR/TANDA MAKANAN ADAT

Biasanya sebelum jambar dibagi, terlebih dahulu dirundingkan bagian-bagian mana yang diberikan SW kepada SP. Tetapi, yang dianut dalam acara adat yaitu Solup Batam, yang disebut dengan “JAMBAR MANGIHUT”dimana jambar sudah dibicarakan sebelumnya dan dalam acara adatnya (unjuk) SW tinggal memberikan bagian jambar untuk SP sebagai ulu ni dengke mulak. Selanjutnya masing masing suhut membagikannya kepada masing-masing  fungsi dari pihaknya masing-masing saat makan sampai selesai dibagikan

MANAJALO TUMPAK (SUMBANGAN TANDA KASIH)
Arti harafiah tumpak adalah sumbangan bentuk uang, tetapi  melihat keberadaan masing-masing dalam acara adat mungkin istilah yang lebih tepat adalah tanda kasih. Yang memberikan tumpak adalah undangan SUHUT PRIA, yang diantarkan ketempat SUHUT duduk dengan memasukkannya dalam baskom yang disediakan/ ditempatkan dihadapan SUHUT, sambil menyalami pengenten dan SUHUT.

Setelah selesai santap makan, PRP meminta ijin kepada PRW agar mereke diberi waktu untuk menerima para undangan mereka untuk mengantarkan tumpak (tanda kasih)
Setelah PRW mempersilakan, PRP menyampai kan kepada dongan tubu, boru/bere dan undangannya bahwa  SP sudah siap menerima kedatangan mereka untuk mengantar tumpak.
etelah selesai PRP mengucapkan terima kasih atas pemberian tanda kasih dari para undangannya
      
ACARA PERCAKAPAN ADAT
MEMPERSIAPKAN PERCAKAPAN
  1. RPW menanyakan Batubara apakah sudah siap memulai percakapan, yang dijawab oleh SP, mereka sudah siap
  2. Masing-masing PRW dan PRP menyampaikan kepada pihaknya dan hula-hula serta tulangnya bahwa percakapan adat akan dimulai, dan memohon kepada hula-hulanya agar berkenan memberi nasehat kepada mereka dalam percakapan adat nanti
MEMULAI PERCAKAPAN (PINGGAN PANUNGKUNAN) . 

 
Pinggan Panungkunan, adalah piring yang didalamnya ada beras, sirih, sepotong daging (tanggo-tanggo) dan uang 4 lembar. Piring dengan isinya ini adalah sarana dan simbol untuk memulai percakapan adat.
  • PRP meminta seorang borunya mengantar Pinggan Panungkunan itu kepada PRW
  • PRW,  menyampaikan telah menerima Pinggan Panungkunan dengan menjelaskan apa arti semua isi yang ada dalam beras itu. Kemudian PRW mengambil 3 lembar uang itu, dan kemudian meminta salah seorang borunya untuk mengantar piring itu kembali kepada PRP
  • PRW membuka percakapan dengan memulainya dengan penjelasan makna dari tiap isi  pinggan panungkunan (beras, sirih, daging dan uang), kemudian menanyakan kepada Batubara makna tanda dan makanan adat yang sudah dibawa dan dihidangkan oleh pihak Batubara.
  • Akhir dari pembukaan percakapan ini, keluarga Batubara mengatakan bahwa makanan dan minuman pertanda pengucapan syukur karena berada dalam keadaan sehat, dan tujuan Batubara  adalah menyerahkan kekurangan sinamot , dilanjutkan adat yang terkait dengan pernikahan anak mereka

PENYERAHAN PANGGOHI/KEKURANGAN SINAMOT 


  1. Dalam percakapan selanjutnya, setelah PRW meminta PRP menguraikan apa/berapa yang mau mereka serahkan , PRP  memberi tahukan kekurangan sinamot yang akan mereka serahkan adalah sebsar Rp…Juta, menggenapi seluruh sinamot Rp….Juta. (Pada waktu acara Pudun Saut, Batubara sudah menyerahkan Rp 15 juta sebagai bohi sinamot (mendahulukan sebagian penyerahan sinamot di acara adat na gok).
  2. Sebelum PR TOBING mengiakan lebih dulu RP TOBING meminta nasehat dari Hula-hula dan pendapat dari boru Tobing
  3. Sesudah diiakan oleh PR TOBING, selanjutnya penyerahan kekurangan sinamot kepada suhut Tobing oleh Batubara.

PENYERAHAN PANANDAION.
Tujuan acara ini memperkenalkan keluarga pihak perempuan agar keluarga pihak pria mengenal siapa saja kerabat pihak perempuan sambil memberikan uang kepada yang bersangkutan
            

Secara simbolis, yang diberikan langsung hanya kepada 4 orang saja, yang disebut dengan patodoan atau “suhi ampang na opat”  ( 4 kaki dudukan/pemikul  bakul)  yang merupakan symbol pilar jadinya acara adat itu. Dengan demikian biarpun hanya yang empat itu yang dikenal/menerima langsung, sudah mewakili menerima semuanya. (Mungkin dapat dianalogikan dengan pemberian tanda penghargaan massal kepada pegawai PNS yang diwakili 4 orang, masing-masing 1 orang dari tiap golngan I sampai golongan IV)
 
Kepada yang lain diberikan dalam satu envelope saja yang nanti akan dibagikan Tobing kepada yang bersangkutan.      

PENYERAHAN TINTIN MARANGKUP
    

Diberikan kepada tulang /paman penganten pria (saudara laki ibu   penganten pria). Yang menyerahkan adalah orang tua penganten perempuan berupa uang dari bagian sinamot itu

Secara tradisi penganten pria mengambil boru tulangnya untuk isterinya, sehingga yang menerima sinamot seharusnya tulangnya                     
Dengan diterimanya sebagian sinamot itu oleh Tulang Pengenten Pria yang disebut titin marangkup, maka Tulang Pria mengaku penganten wanita, isteri ponakannya ini, sudah dianggapnya sebagai boru/putrinya sendiri walaupun itu boru dari marga lain.                      
                  
PEMBERIAN ULOS oleh Pihak Perempuan.
Dalam Adat Batak tradisi lama atau religi lama, ulos merupakan sarana penting bagi hula-hula, untuk menyatakan atau menyalurkan sahala atau berkatnya kepada borunya, disamping ikan, beras dan kata-kata berkat. Pada waktu pembuatannya ulos dianggap sudah mempunyai “kuasa”. Karena itu,   pemberian ulos, baik yang memberi maupun yang menerimanya  tidak sembarang orang , harus mempunyai alur tertentu, antara lain adalah dari Hula-hula kepada borunya, orang tua kepada anank-anaknya. Dengan pemahaman iman yang dianut sekarang, ulos tidak mempunyai nilai magis lagi sehingga ia sebagai simbol dalam pelaksaan acara adat.
Ujung dari ulos selalu banyak rambunya sehingga disebut “ulos siganjang/sigodang rambu”(Rambu, benang di ujung ulos yang dibiarkan terurai)

Pemberian Ulos sesuai maknanya adalah sebagai  berikut:
Ulos Namarhadohoan

No     Uraian Yang Menerima             Keterangan    
A       Kepada Paranak 
         1.     Pasamot/Pansamot          Orang tua pengenten pria      
         2.     Hela                                  Pengenten      


B       Partodoan/Suhi Ampang Naopat          
         1.     Pamarai                             Kakak/Adek dari ayah pengenten pria   
         2.     Simanggokkon                   Kakak/Adek dari pengenten pria
         3.     Namborunya                      Saudra perempuan  dari ayah pengenten pria    
         4.     Sihunti Ampang                 Kakak/Adek perempuan dari  pengenten pria     
Ulos Kepada Pengenten
No      Uraian Yang Mangulosi    
A       Dari Parboru/Partodoan     
         1.     Pamarai 1 lembar, wajib Kakak/Adek dari ayah pengenten wanita 
         2.     Simandokkon  Kakak/Adek laki-laki dari pengenten wanita    
         3.     Namborunya (Parorot)  Iboto dari  ayah pengenten wanita     
         4.     Pariban   Kakak/Adek dari  pengenten wanita     
B       Hula-hula dan Tulang Parboru          
         1.     Hula-hula       1 lembar, wajib
         2.     Tulang  1 lembar, wajib
         3.     Bona Tulang     1 lembar, wajib
         4.     Tulang Rorobot  1 lembar, tidak wajib 
C       Hula-hula dan Tulang Paranak          
         1.     Hula-hula       1 lembar, wajib
         2.     Tulang  1 lembar, wajib
         3.     Bona Tulang     1 lembar, wajib
         4.     Tulang Rorobot  1 lembar, tidak wajib 

MANGUNJUNGI ULAON (Menyimpulkan Acara Adat)
  1. Manggabei (kata-kata doa dan restu) dari pihak SW Berupa kata-kata pengucapan syukur kepada Tuhan bahwa acara adat sudah terselenggara dengan baik:
      a.    Ucapan terima kasih kepada dongan tubu dan hula-hulanya
      b.    Permintaan kepada Tuhan agar rumah tangga yang baru diberkati          demikian juga orang tua pengenten dan saudara Batubara yang          lainnya
  2. Mangampu (ucapan terima kasih) dari pihak SP
    Ucapan terima kasih kepada semua pihak baik kepada hula-hula SW maupun kepada SP atas terselenggaranya acara adat nagok ini.
  3. Mangolopkon (Mengamenkan) oleh Tua-tua/yang dituakan di Kampung itu

    Kedua suhut Tobing dan Batubara, menyediakan piring yang diisi beras dan uang  ( biasanya ratusan lembar pecahan Rp1.000 yang baru) kemudian diserahkan kepada Rja Huta yang mau mangolopkon Raja Huta berdiri sambil mengangkat piring yang berisi beras dan uang olop-olop itu. Dengan  terlebih dahulu menyampaikan kata-kata ucapan Puji Syukur kepada Tuhan Karen kasih-Nya cara adat rampung dalam suasan dami (sonang so haribo-riboan) serta restu dan harapan kemudian  diahiri , dengan mengucapkan : olop olop, olop olop, olop olop sambil menabur kan beras keatas dan kemudian membagikan uang olop-olop itu.
  4. itutup dengan doa  / ucapan syukur
    Akhirnya acara adat ditutup dengan doa oleh Hamba Tuhan.Sesudah amin, sam-sam mengucapkan: horas ! horas  ! horas !
  5. Bersalaman untuk pulang,, suhut na niambangan  Batubara menyalami Suhut Tobing

Nah itulah uraian adat istiadat pernikahan di suku batak yang banyak sekali dan penuh makna. makanya nikah sama orang batak biar ngersain serunya nikah dari jam 7 pagi dan selesai jam 9 malam hahaha.


refrensi:
 http://sinthyauly.blogspot.co.uk/2014/05/adat-perkawinan-batak-toba_11.html
http://www.gobatak.com/9-proses-perkawinan-dalam-budaya-batak-toba/2/

Plus Minus Tukang Catut




Menurut info yang saya terima dari berbagai website di google saya simpulkan bahawa seorang catut/makelar itu hanya ingin mengambil untung sebanyak-banyaknya, lantas membuat dia tidak memutar otak untuk menciptakan sesuatu yang kekal atau bertahan dari waktu ke waktu.
Catut/makelar jaman dahulu yang saya tahu adalah penjual (calo) tiket bioskop, tiket kereta api, maupun tiket kapal ferry. Mereka memborong tiket kemudian menjua kembali dengan harga yang tinggi bahkan 2x lipat dari harga normal
Seiring perkembangan zaman dan teknologi semakin berkurangnya tukang catut. Tukang catut/makelar kini telah di naungi oleh pemerintah yaitu Asosiasi Estate Broker Indonesia atau biasa disebut AREBI. Tujuan utmanya adalah agar menjadikan suatu system yang terjamin dan terpercaya untuk menggunakan jasa broker (makelar/catut), karena makelar pada zaman ini lebih ke arah perantara jual beli rumah
Untungnya menggunkan jasa broker (catut/makelar) pada jual beli rumah adalah:
·         Mempersingakat waktu dalam pencarian rumah yang di inginkan
·         Memudahkan pertemuan antara pembeli ke penjual
·         Segala surat menyurat sudah di uruh oleh broker
·         Memudahkan transaksi jula beli
·         Terjaminnya transaksi antara penjual dan pembeli
Kerugian memnggunakan jasa broker (catut/makelar) adalah:
·         Membayar lebih (komisi) kepada broker
·         Terikat perjanjian pada broker dari awal hingga akhir proses transaksi
Menurut saya menggunakan jasa broker (catut/makelar) pada zaman sekarang banyak untungnya dari pada rugi apalagi pemerintah sudah membuat wadah para broker tersebut membuat semakin terjamin dan terpercayanya jasa mereka.
Dengan kemajuan teknologi jasa mereka kurang digunakan karena kita telah gampang melihat, memssan, serta menjalin hubungan dengan penjual tanpa perantara seperti online shop. Jasa online shop lebih banyak keuntungan mulai dari minim waktu, pencarian barang yang di inginkan bervariasi, harga yang terjangkau, tapi tentu saja resiko online shop adalah dari pihak pembeli yaitu penipuan yang sering terjadi ketika pembeli sudah mengirim uang tetapi penjual tidak mengirim barang yang telah di pesan.
Apapun jenis transaksi maupun perantara harus jelas demi terjaminnya kepercayaan pembeli kepada penjual agar tidak ada pihak yang untung atau rugi sepihak.

Sumber: 
http://jabar.tribunnews.com/2015/11/22/tukang-catut?page=2
https://id-id.facebook.com/surabayatempodulu/posts/10151198001996445
http://www.imagebali.net/detail-artikel/1191-kelebihan-dan-kekurangan-menggunakan-jasa-broker-dalam-jual-beli-rumah.php