Minggu, 16 November 2014

Manusia Dan Pandangan Hidup

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


Nama               :          Redo Parsaoran Siregar

NPM               :           38414983

Kelas               :           1ID06

Jurusan            :           Teknik Industri





UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
 2014/2015

Daftar Isi
Cover………………………………………………………….............                     i
Daftar isi……………………………………………………………...                      ii
Manusia Dan Pandangan Hidup                                                                                 3
A.    Pengertian Pandangan Hidup………………………………...                      3
B.     Cita-cita………………………………………………………                      3
C.     Kebajikan………………………………………………….....                       4
D.    Usaha atau Perjuangan………………………………………                        6
E.     Keyakinan atau  Kepercayaan……………………………….                       6
F.      Daftar Pustaka……………………………………………….                       9
















Manusia Dan Pandangan Hidup

A.   Pengertian Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup dan itu yang akan  menentukan masa depan seseorang  yang bersifat kodrati. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pedoaman itu di dapat melalui proses pertimbangan dari pengalaman-pengalaman yang ada di hidup seseorang. Berarti pandangan hidup tidak terjadi seketika, butuh proses dengan waktu yang lama dan terus menerus.
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.      Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2.      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudaayaan dan norma yang terapat pada negara tersebut
3.      Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Bila pandangan hidup ini diterima oleh kelompok, maka pandangan hidup tersebut adalah ideology. Jika organisasi atau kelompok tersebut politik, ideologinya disebut ideology politik. Jika organisasi itu Negara, ideologinya disebut ideology Negara.
Pandangan hidup mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur itu merupakan satu kesatuan.
B.   Cita-Cita
Menurut KBBI cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Berarti cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Cita-cita seperti garis linear yang semakin lama semakin tinggi. Bila cita-cita cita tersebut belum terpenuhi di sebut angan-angan.
Seorang anak yang bercita-cita ingin menjadi dokter, tetapi belum sekolah, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itulah angan-angan. Dapatkah seseorang mencapai cita-citanya bergantung pada tiga faktr. Pertama, manusianya memiliki cita-cita. Kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan. Dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang ingin di capai.
Factor manusia. Dalam memncapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga cita-citanya hanya merupak khyalan. Ini banyak menimpa anak-anak muda yang senang berkhyal, tetapi sulit untuk mencapainya karena kurang mengukur kemampuannya sendiri. Sabaliknya cita-cita merupakan motivasi atau dorongan bagi anak yang mempunyai kemauan keras.
Factor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umunya ada yang menguntungkan dan yang menghambat. Factor yang menguntukan merupakan memperlancar tercapainya cita-cita tersebut.
Factor tingginya cita-cita merupakan seseorang yang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang. Tetapi bagaimana fakto manusianya, mampukah dan kondisi memungkinkan hal itu. Intinya mencapai cita-cita sesuai kemampuan di sendiri, dilakukan dengan perhitungan sesuai serta kondisi yang memungkinkan untuk mencapai suatu cita-cita. Cita-cita bukan hanya milik individu tetapi di miliki oleh masyarakat, bangsa, maupun Negara.

C.   Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan sama dengan perbuatan moral, norma-norma, dan etika. Manusia berbuat baik  karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral.
Manusia adalah seorang pribadi karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Dan karena itulah terkadang manusia egois yang hanya mementinkan diri sendiri dan kurang mengenal kebajikan.
Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikirian sehingga manusia itu tau membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam  bisikan  di dalam  hati  yang  mendesak   seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan,tindakan atau tingkah laku. Namun terkadang banyak manusia yang tidak mau mendengarkan suara hatinya karena kegoisan.
Suara hati itu datangnya dari lubuk hati yang terdalam dan tidak pernah salah. Jadi berbuat atau bertindak menurut  suara hati, maka tindakan  atau perbuatan  itu adalah baik. Sebaliknya  perbuatan  atau tindakan berlawanan  dengan suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan itu buruk. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya  adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi  dalam masyarakat itu. Suara hati masyarakat pada dasarnya adalah baik.  
            Sesuatu  yang  baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi dapat  saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang  atau segelintir orang didalamnya atau sebaliiknya.
Sebagai mahluk Tuhan,  manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu  membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Kebajikan  berarti  berkata  sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi  yang  melihatnya.
Kebajikan  manusia  nyata dan dapat dirasakan  dalarn tingkah  lakunya.  Karena  tingkah laku bersurnber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendin-sendiri, sehingga  tingkah  laku setiap  orang  berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang terdiri dari tiga hal, yaitu pembawaan, lingkungan dan pengalaman.
Pembawaan, Keturunan telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan, karena pembawaan meru[akan hal yang diturunkanatau di pusakaidari orang tua. Uniknya dalam saudara sekandung tidak ada yang memiliki pembawaan yang sama, Hal itu dikarenakan sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu(determinan) di dalam tubuh ibu dan ayah berjumlah sangat banyak, dan pada saat konsepsi (percampuran sel-sel), benih itu saling berkombinasi dengan cara yang bermacam-macam.
Lingkungan, Lingkungan (environment) merupakan alam kedua yang membentuk tingkah laku seseorang (secondary nature) setelah seorang anak lahir. Lingkungan yang membentuk jiwa seseorang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pengalaman, Pengalaman yang kha yang pernah diperoleh seseorang dapat menentukan tingkah laku seseorang. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifaynya positif dapat memberi manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.

D.   Usaha atau Perjuangan
            Usaha/perjuangan  adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia hams kerja  keras  untuk  kelanjutan  hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah  usaha/perjuangan.Perjuangan untuk  hidup,  dan  ini sudah  kodrat  manusia.  Tanpa  usaha/perjuangan,manusia tidak dapat hidup sempuma. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani,  atau dengan kedua-duanya.
            Untuk  bekerja  keras manusia  dibatasi oleh kemampuan.  Karena  kemampuan   terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kernakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan   itu  terbatas  pada  fisik dan  keahlian/ketrampilan.   Orang  bekerja  dengan  fisik lemah memperoleh  hasil sedikit, ketrampilan  akan memperoleh  penghasilan  lebih banyak jika dibandingkan  dengan orang yang tidak mempunyai  ketrampilan/keahlian.

E.    Keyakinan atau Kepercayaan
            Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat,yaitu

a.        Aliran  Naturalisme
 Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn semesta lengkap dengan hukum-hukumnya. secara mutlak dikuasai Tuhan.Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan .
 Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaranTuhan yaitu agarna. Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
1. Ajaran agarna dogmatis, yang disarnpaikanoleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat mutlak (absolut),terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
2. Ajaran agarna dari pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil pemikiranmanusia, sifatnya relatif(terbatas).Ajaranagarnadari pemuka-pemukaagarnatermasukkebudayaan,terdapat dalarn buku-buku agarna yang ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembanganjarnan.
Natur  adalah  kekuatan tertinggi,  maka  keyakinan  itu bermula  dan  kekuatan  natur.  Pandangan  hidupnya  dilandasi oleh  kekuatan  natur.  Manusia  yakin  bahwa  kebajikan  adalah  kebajikan  natur.  Pandangan hidup  yang  dilandasi  oleh  kekuatan  natur  sifatnya  atheisme.  Ini disebut  pandangan   hidup komunis.
b.      Aliran  intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan  akal. Dengan akal manusia berpikir.  Mana  yang  benar  menurut akal  itulah  yang  baik,  walaupun  bertentangan   dengan kekuatan  hati nurani.  Manusia  yakin bahwa dengan kekuatan  pikir (akal) kebajikan  itu dapat dicapai dengan sukses.
c.        Aliran  Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib aninya  kelruatan yang berasal  dan  Tuhan,  percaya  adanya Tuhan  sebagai dasar keyakinan.  Sedangkan  akal adalah dasar kebudayaan,   yang menentukan  benar  tidaknya  sesuato. 
Apabila aliran ini dihubungkan  dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan  pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarlcan pada logika berpikir, sedangkan  hati nurani  dinomor  duakan,  kekuatan  gaib dari Tuhan  diakui  adanya  tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan  pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat),  pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialime – religius. Kebajikan yang dikehendaki  adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.






F.    Daftar Pustaka
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36




Minggu, 09 November 2014

Manusia Dan Keadilan

MANUSIA DAN KEADILAN

Nama               :          Redo Parsaoran Siregar

NPM               :           38414983

Kelas               :           1ID06

Jurusan            :           Teknik Industri





UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015
Daftar isi

Cover……………………………………………………………………………………….                      i
Daftar isi………………………………………………………………………………….                        ii
MANUSIA DAN KEADIALAN
A.     Pengertian Keadilan……….…………………………………………….                        3
B.     Keadilan Sosial………………………………………………………….                        5
C.     Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia………………………………...                     5
D.     Bernagai Macam Keadilan………………………………………………..                     7
E.      Kejujuran………………………………………………………………….                      8
F.      Kecurangan………………………………………………………………..                     8
G.     Pemulihan Nama Baik………………………………………………….....                     9
H.     Pembalasan……………………………………………………………...                        9
I.        Pengalaman………………………………………………………………..                     10
J.       Daftar Pustaka…………………………………………………………...                        11






MANUSIA DAN KEADILAN
A.   Pengertian Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup di dunia yang adil. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
Keadilan merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang mengandung kebenaran, tidak memihak, dapat dipertanggungjawabkan dan memperlakukan setiap orang pada kedudukan yang sama di depan hukum. Perwujudan keadilan dapat dilaksanakan dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat, bernegara dan kehidupan masyarakat intenasional.
Keadilan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak berdasarkan kesewenang-wenangan. Keadilan juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang didasarkan norma-norma, baik norma agama maupun hukum. Keadilan ditunjukkan melalui sikap dan perbuatan yang tidak berat sebelah dan memberi sesuatu kepada orang lain yang menjadi haknya.
Untuk membina dan menegakkan keadilan kita sebaiknya mengetahui berbagai aturan yang tercermin dalam berbagai teori. Ada tiga orang filsuf terkenal yang mengemukakan teorinya mengenai keadilan tersebut. Ketiga filsuf itu adalah Aristoteles, Plato dan Thomas Hobbes.
Teori keadilan menurut Aristoteles
Aristoteles mengemukakan lima jenis perbuatan yang dapat digolongkan adil. Kelima jenis keadilan yang dikemukakan Aristoteles adalah sebagai berikut:
  1. Keadilan komutatif. Keadilan secara komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat jasa-jasa yang dilakukannya.
  2. Keadilan distributif. Keadilan distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah dilakukannya.
  3. Keadilan kodrat alam. Keadilan kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan orang lain kepada kita.
  4. Keadilan konvensional. Keadilan secara konvensional adalah keadilan apabila seorang warga negara telah menaati segala peraturan perundang-undangan yang telah diwajibkan.
  5. Keadilan menurut teori perbaikan. Perbuatan adil menurut teori perbaikan apabila seseorang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.
Teori keadilan menurut Plato
Dalam teorinya, plato mengemukakan dua jenis keadilan. Kedua jenis keadilan itu adalah:
  1. Keadilan moral. Suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajibannya.
  2. Keadilan prosedural. Suatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural apabila seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah diharapkan.
Teori keadilan menurut Thomas Hobbes
Suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati. Mengenai teori keadilan ini, Notonegoro menambahkan keadilan legalitas atau keadilan hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku.



B.   Keadilan sosial
Konsep yang terkandung dalam keadilan sosial adalah suatu tata dalam masyarakat yang selalu memperhatikan dan memperlakukan hak manusia sebagaimana mestinya dalam hubungan antar pribadi terhadap kesluruhan baik material maupun spiritual. Keadilan sosial ini mencakup ketiga macam keadilan yang berlaku dalam masyarakat.
Keadilan sosial sering disamakan dengan sosialisme, adapun perbedaan sosialisme dengan keadilan sosial adalah sosialisme lebih mementingkan sifat kebersamaan dalam persaudaraan, sedangkan keadilan sosial lebih mementingkan perlakuan hak manusia sebagaimana mestinya. Tetapi kedua-duanya bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama, tetapi kesejahteraan bersama dalam keadilan sosial jelas untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur spiritual maupun material.
Adapun syarat yang harus dipenuhi terlaksananya keadilan sosial adalah sebagai berikut:
1.      Semua warga wajib bertindak, bersikap secara adil, karena keadilan sosial dapat tercapai apabila tiap individu bertindak dan mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
2.      Semua manusia berhak untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai manusiawi, maka berhak pula untuk menuntut dan mendapatkan segala sesuatu yang bersangkutan dengan kebutuhan hidupnya.


C.   Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan pengalamannya, setiap warga harus mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya serta menghormati hak-hak orang lain.
Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, dan kebutuhan spiritual rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur.
Nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila itu saling berkaitan antara satu dengan yang lain yang membentuk suatu kesatuan, antara sila pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima saling hubung menghubung dan tidak dapat dipisahkan. Dalam Pancasila terdapat sila-sila yang harus diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dalam makalah ini akan dibahas yaitu pada pancasila sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, maupun kebutuhan spiritual dan rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur dalam pelaksanaan kehidupan bernegara. Di dalam sila kelima intinya bahwa adanya persamaan manusia didalam kehidupan bermasyarakat tidak ada perbedaan kedudukan ataupun strata didalamnya semua masyarakat mendapatkan hak-hak yang seharusnya diperoleh dengan adil.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diuraikan secara singkat sebagai suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahiriah batiniah, yang setiap warga mendapatkan segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan hakikat manusia adil dan beradab. Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan pengamalannya, setiap warga harus mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibanya serta menghormati hak-hak orang lain.
Demikian pula perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan agar dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang demikian ia tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, juga tidak untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta perbuatan-perbuatan lain yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan. Dengan sila ke-5 ( keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesi), manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam hal ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

D.    Berbagai Macam Keadilan
a.      Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dakam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The Man Behind The Gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sednangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat jika setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya.
Ketidakadilan terjadi jika ada campur yangan terhadap pihak lain yag melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian.

b.      Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana jika hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally)


c.       Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.




E.     Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan. yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus Sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata atau pun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajihan. serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Orang yang memiliki ketulusan tinggi akan memiliki keyakinan yang matang. sebaliknya orang yang hatinya tidak bersih dan mau berpikir curang. memiliki  kepribadian yang buruk dan rendah dan sering tidak yakin pada dirinya. Karena apa yang ada dalam nuraninya banyak dipengaruhi oleh pemikirannya yang kadang-kadang justru bertentangan.
F.     Kecurangan
     Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik. Curang atau kecuragan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah. tamak. ingin menimbuh kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat. paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar. maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma hukum.


G.    Pemulihan Nama Baik
Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-Iebih jika ia menjadi teladan bagi orang / tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik serta menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul. sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.
H.    Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban manusia lain. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.






I.      Pengalaman
Ketika kita kecil bahkan sejakndi dalam kandungan kita telah mendapt perhatian lebih, karena kita masih rentan akan dunia luar makanya kita di jaga dan itu adil. Adil sendiri bagi saya adalah sebuah pemerataan, keselarasan, dan lain-lain.
Dalam kasih sayang kita pun di beri pengertian untuk saling adil dalam memberi, menerima, serta mengasihi. Dan itu semua sudah di ajari sejak kecil. Dalam hal memberi kepada adik pun kita adil agar si kakak tidak merasa cemburu. Tapi yang namanya mengasihi jelas lebih banyak kepada yang lebih kecil. Karena dia juga butuh kasih sayang yang lebih
Dengan sikap adil kita pun berlaku jujur. Karena keadilan menjunjung tinggi kejujuran, bila kita jujur dengan diri kita maka keadilan pun ikut serta dalam hal itu. Seperti saat aku di suruh membeli barang ke pasar dengan macam-macam harga. Aku harus jujur berapa barang yang ku beli, berapa harganya serta totalnya berapa, dan sisa uangnya ku kembalikan ke bapakku. Dengan itu kita sudah berlaku adil dan itu yang dia ajarkan orang tua kepada kita, bahwa hidup itu harus jujur
Saat aku mulai beranjak dewasa kejujuran mulai susuah ditemui terkadang aku sendiri pun tak jujur. Jujur kepada diri sendiri merupakan keadilan dasar yang harus di miliki.
 Kita pernah merasa taka da keadilan di hidup ini, saat kita jatuh terkadang kita mengatakan hidup ini kenapa tak adil, apalagi waktu aku tak dapat lulus di perguruan tinggi negeri, rasanya tak adil melihat teman-temanku yang lulus disana sedangkan aku tidak. Tapi lambat laun kita mengerti rencana Tuhan yang baik itu seperti apa, Karena Tuhan tidak akan menyianyiakan hambanya saat dia butuh pertolongan.
Dan aku pun bersyukur masih di beri Tuhan jalan yang baik, hidup yang sehat, dan hati yang senang. Aku rasa Tuhan telah berlaku adil kepadaku denga apa yang kudapat serta ku beri semua itu hanya dari padaNya.



J.     Daftar Pustaka