MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Nama : Redo Parsaoran Siregar
NPM : 38414983
Kelas : 1ID06
Jurusan : Teknik
Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015
DAFTAR
ISI
Cover…………………………………………………………………………... i
Daftar Isi………………………………………………………………………. ii
Manusia Dan Kegelisahan
Makna Kegelisahan…………………………………………………................ 3
A.
Penyebab Orang Gelisah……………………………………………… 4
B.
Cara Mengatasi Kegelisahan…………………………………………. 5
C.
Keterasingan…………………………………………………………... 5
D.
Kesepian………………………………………………………………. 6
E.
Sebab-sebab Terjadinya Kesepian…………………………………... 6
F.
Ketidakpastian………………………………………………………... 7
G.
Sebab-sebab Terjadinya Ketidakpastian……………………………. 7
H.
Usaha-usaha Penyembuhan Ketidakpastian……………………….. ….. 9
I.
Pengalaman………………………………………………………. ….. 10
J.
Daftar Pustaka………………………………………………………... 12
MANUSIA
DAN KEGELISAHAN
A. Makna Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata dasar gelisah. Gelisah berarti tidak tenteram, hatinya selalu
merasa khawatir, tidak tenang, dan cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal
yang memperlihatkan keadaan seseorang yang tidak tenteram.
Kegelisahan
dapat diketahui dari gejala tingkah laku seseorang. Misalnya, tingkah laku yang
berbeda dari sebelumnya, yaitu, Berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu., Memandang
ke depan sambil mengepal tangan., Duduk termenung sambil memegang kepala.
Masalah
kecemasan berkaitan dengan frustasi, yang dapat didefinisikan bahwa orang
tersebut mengalami frustasi karena apa yang mereka inginkan tidak tercapai.
Sigmud Freud
alhi psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa
manusia, yaitu :
1.
Kecemasan
Obyektif
Kecemasan
tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan
atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam
lingkungan seseorang yang mengancam untuk mecelakakannya. Pengalaman bahaya dan
timbulnya kecemasan adalah bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi
tekut kalau ia berada dekat dengan
benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
2.
Kecemasan
Neorotis ( Syaraf )
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang
bahaya dari naluriah. Menurut Sigmud Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga,
yaitu :
a. Kecemasan
yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan
bayangannya sendiri, atau takut akan
dirinya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego, kecemasan semacam
ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah yang selalu mengira bahwa sesuatu
yang hebat akan terjadi.
b. Phobia
memiliki bentuk khusus yaitu pada intensitet ketakutan melebihi proporsi yang
sebenarnya dari suatu obyek.
c. Rasa
gugup, gagap, dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada
provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat
menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun
ego dan superego melarangnya.
3.
Kecemasan
Moril
Kecemasan
moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam
emosi antara lain iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, dan rasa
kurang.
Rasa
iri, benci, dengki, dan dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu, Sifat-sifat
seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir,
takut, cemas, gelisah, dan putus asa.
B. Penyebab Orang Gelisah
Sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya.
Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar mau pun dari
dalam. Semua menjadi gelisah bila ada hal yang tidak pasti atau di luar rencana yang kita buat.
C. Cara Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus dari diri kita sendiri, yaitu kita harus
bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga
segala kesulitan dapat kita atasi. Setelah kita tenang maka berdoalah kepada
Tuhan agar kegelisahan itu benar-benar terganting dengan hal yang baik.
D. Ketersasingan
Keterasingan
berasal dari kata terasing, dan kata itu berasal dari kata dasar asing. Kata
asing berarti sendiri, tidak dikenal orang sehingga kata terasing berarti
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi
kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan, terpencil, atau terpisahkan dari yang lain.
Keterasingan
adalah bagian hidup manusia. Sebentar ataulama orang pernah mengalami hidup
dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama
lain.
Yang
menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak
dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan
yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit dapat
menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku
yang tidak dapat diterima atau dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam
masyarakat, sifatnya bertentangan dengan
nilai-nilai kemanusiaan. Hal itu akan merugikan
harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain. Karena itu, orang yang
berbuat itu dibenci oleh masyarakat dan berada daam keterasingan.
Keterasingan
dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakt, ataupun oleh
institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Keterasingan yang
dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya, tidak simpati, tidak
mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak memperdulikan, memboikot, bahkan
mengisolasi si pelaku. Apabila dengan perilaku masyarakat ini masih tidak
mempan menyadarkan si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh
institusi yang diciptakan masyarakan misalnya pengadilan.
Kekurangan
yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal ini
bukan masyarakt yang membuat orang itu
terasing, melainkan diri sendiri karena ketidakmampuan atau karena membuat
kesalahan. Dengan demikian orang yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan
diri dengan masyarakat inilah yang dihadapinya. Karena itu ia merasa gelisah
atau terasing. Kesalahan yang dibuat seseorang juga dapat membuat orang itu
dalam keterasingan, dan kerana itu ia merasa gelisah.
E. Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian
berarti sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami
kesepian karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung
kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
F. Sebab-sebab Terjadinya Kesepian
Frustasi dapat mengakibatkan
kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam
keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan
sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.
Kita
perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak
sama, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab
akibat.
Jika
kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat dari sikap sombong,
angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan karena
teman-teman menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing,
terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang
yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja mengjauhi pergaulan ramai,
kebalikan dengan orang yang bersifat sombong. Orang yang bersikap rendah diri,
pemalu, minder, merada dirinya kurang berharga disbanding orang lain, maka
orang itu lebih suka menyendiri karena menyendiri itu akibatnya menjadi
kesepian.
G. Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata dasar
tidak pasti. Secara bahasa tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu, dan tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian secara
istilah berarti suatu keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, dan tanpa arah dan
tujuan yang jelas. Itu semua akibat dari pikiran yang tidak konsentrasi.
H. Sebab-sebab Terjadinya
Ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi
berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia
selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau
oleh rangsang-rangsang baru. Kalau ia dapat berpikir baik akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, phobia,
delusi, gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian, kehilangan kemampuan
untuk menangkap sesuatu. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti
ialah :
1.
Obsesi
Obsesi
merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang
terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tidak menyenangkan, atau
sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang
yang ingin menjatuhkan dia.
2.
Phobia
Phobia
ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada suatu hal atau
kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3.
Kompulasi
Kompulasi
ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tidak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
4.
Histeria
Histeria
ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekacawaan, pengalam
pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari
sikap otang lain.
5.
Delusi
Delesi
ialah menunjukkan pikiran yang tidak beres karena berdasarkan suatu keyakinan
palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar lenyataan dan tidak
sesuatu dengan pengalaman. Delesi dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
a. Delusi Persekusi
ialah menganggap keadaan sekitarnya jelek. Seseorang yang mengalami delusi
persekusi tidak mau mengenal tetangga kiri kanan karena menganggap jelek.
b. Delusi Keagungan
ialah menganggap dirinya orang penting dan benar. Orang seperti itu biasanya
gila hormat. Menganggap orang-orang disekitarnya sebagai orang-orang tidak
penting. Akhirnya semua orang menjauhinya.
c. Delusi Melancholis
ialah merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan
buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan
menyebabkan otot-otot tak terkuasa lagi.
6.
Halusinasi
Halusinasi
ialah khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra. Dengan sugesti diri
orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh
orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan
timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya, ini nampak
dalam perbuatan penderita. Penderita itu dapat menyadari perbuatan itu, tetapi
tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri.
7.
Keadaan
Emosi
Dalam
keadaan tententu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada
keseluruhan pribadinya, gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah,
nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau
telalu gembira dengan gerakan lari-lari, nyanyian, ketawa, atau berbicara.
Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak nafsu, tidak bersemangat,
gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung,
menyendiri.
I. Usaha-usaha Penyembuhan
Ketidakpastian
Orang
yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam
penyebabnya. Uuntuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si
penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat
sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah
diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila
penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan
orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit,
sehinga tidak takut lagi.
Orang
yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah baru berbukang
kesombongannya, tetapi mungkin tidak. anadikata mereka sadar, kesembuhan itu
adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitanya dan
dirinya sendiri.
J.
Pengalaman
Dulu saya pernah merasa asing dalam menjalin
hubungan dengan teman-teman, saya merasa di acuhkan setiap apa yang saya katakana
tidak pernah di dengar, tapi mungkin itu hanya penilaian ku saja.
Di dalam keluarga kita juga pernah merasa
terasingkan, mungkin karena perhatian orang tua hilang atau lebih mementingkan
adik kita sehingga kita merasa gelisah dan terasingkan. Tapi itu semua hal
biasa yang akan kita lalui.
Aku bersyukur kepada Tuhan karena sampai saat ini
aku masih di butuhkan orang sekitar yang mencintai aku. Aku masih di perlukan
sehingga aku tidak merasa terasingkan
Masa-masa SMA adalah masa yang paling indah, mungkin
perkataan itu benar, sebab saat itulah aku merasakan ketidak pastian dalam
menjalin hubungan dengan seorang gadis di SMA. Aku merasa gelisah karena
pernyataan cintaku tidak di tanggapi dengan serius begitu pula dengan ujian-ujian
yang kita lakukan. Aku sangat gelisah bila pembagian nilai berlangsung, waktu
itu pembagian nilai fisika, hatiku sangat berdebar kencang menunggu panggilan
untuk namaku keluar, setelah dipanggil dan aku mengambil kertas ujian aku
sangat terkejut dengan nilai yang tertera, aku mendapat nilai D. perasaan ku
sangat tidak enak dan membuat aku ingin menyendiri.
Tapi kemudian aku berdoa dan memohon kepadaNya agar
kesedihan ini berlalu agar aku menjadi lebih baik lagi untuk mengambil hikmah
dari hal ini.
Saat ujian SBMPTN aku pun sangat gelisah. Aku tak
tau soal macam apa yang akan di berikan pemerintah dan sangat gelisahnya lagi
saat pengumuman SBMPTN. Jantung berdebar-debar, pikiranku tidak tenang, aku
malah jogging waktu itu untuk menghilangkan sejenak rasa gelisah, tetapi tetap
saja rasa gelisah itu datang.
Setelah keluar hasil dan dinyatakan disana bahwa aku
Redo Parsaoran Siregar tidak lulus di perguruan tinggi negeri. Aku sangat
kecewa melihat hasil itu.
Kemudian aku mencari perguruan tinggi swasta yang
ada di Jakarta, pilihanku jatuh kepada gunadarma. Karena melihat di blognya bahwa
Gunadarma memasuki sepuluh universitas terbiak di Indonesia dan hanya
satu-satunya universitas swasta yang masuk sepuluh besar.
Kegelisahn ku terobati karena aku telah menjadi
mahasiswa di Gunadarma. Aku bersyukur kepada Tuhan bahwa aku bisa menjadi
mahasiswa setelah beberapa bulan aku menganggur.
Sekarang aku akan berusaha untuk menjadi seorang
sarjana. Agar ketidak pastian itu berkurang, aku harus terus belajar dengan
baik.
K. Daftar Pustaka
Prastya
Tri Joko, dkk . 2013. Ilmu Budaya dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar