Selasa, 20 Oktober 2015

Pancong Legend

Jl. Komodo Raya, Beji Depok
(sebelah kantor kelurahan Depok Jaya, dari arah fly over Jl. Arif Rahman Hakim
lurus sampai lampu merah, masuk gang kecil, posisi warung di sebelah kiri)

Ini bukan resto, bukan juga kafe ataupun kedai tapi hmmmm sebutlah 'warung' karena memang ini hanya sebuah warung kecil di pojokan jalan Arif Rahman Hakim, Beji, tepatnya di sebuah gang disamping Kelurahan Depok Jaya. Meskipun kecil tapi coba tanya sama orang sekitar warung pancong atau warung sucang alias susu kacang, mereka pasti akan menyebut warung ini. Yap, Warung Pancong dan Indomie Mang Dadang & Mang Kumis ini memang hanya satu-satunya di seantero Depok dan sudah menjadi legenda yang namanya tersebar dimana-mana.

Meskipun hanya warung selayaknya warteg dan buka 24 jam, jangan harap bisa dapat  tempat duduk dan parkir saat weekend apalagi malam minggu. Warung Pancong  dan Indomie Mang Dadang & Mang Kumis ini memang menjual cemilan utamanya pancong namun dalam kemasan berbeda. Pancong disini diberi tambahan topping beraneka ragam seperti keju, cokelat, selai srikaya, stroberi ataupun susu. Minumannya tentu saja susu kacang yang terbuat dari air sari kacang hijau yang bisa dihidangkan panas atau dingin.

Pancong favorit disini adalah Pancong Keju Susu dan juga menjadi favorit saya dari dulu. Pancongnya dikukus sempurna dengan tekstue yang padat namun lembut daaaan juaranya itu taburan keju dan susu yang super melimpah, nggak ada yang lebih heaven dari sebuah cemilan murah namun dimasak dan disajikan sempurna kayak si pancong keju susu ini.



Yang nggak kalah juaranya tentunya Pancong Cokelat yang ditaburi limpahan meises cokelat. Uwaaaaah makin bahagia saya tiap kali nongkrong disini hihihi...



Untuk menikmati pancong disini, kita nggak perlu ngeluarin duit banyak cukup Rp1.500 untuk Pancong Original dan Rp8.000 - 9.000 untuk pancong dengan aneka topping. Susu kacangnya? Mureeeeh....segelas cuma Rp4.000. Kalau bosen sama pancong, bisa cicipi juga aneka roti bakar dan indomie rebus yang maknyuuus buat nongkrong malem-malem hihihi....








Warung Pancong & Indomie
Mang Dadang & Mang Kumis




Rabu, 14 Oktober 2015

TIGA DINASTI KERAJAAN DI TANAH BATAK


Sepanjang sejarah Suku Batak Kuno (Toba Tua) di Sumatera, pernah terdapat tiga dinasti kerajaan yang menyatukan berbagai kelompok suku yang mempunyai keterkaitan dengan beberapa suku dari India Selatan,  pedalaman Myanmar (Burma)  – Thailand dan Tibet, yang sebelumnya telah mendiami kepulauan dan Pulau Sumatera sejak abad sebelum masehi (+ 1.500 SM).  Pemimpin di antara pemimpin (Primus Interpares)suku membentuk dinasti yang menaungi kelompok klan, kerajaan-kerajaan suku di Tanah Batak (sampai dengan Aceh) dan selanjutnya Raja-raja Marga-marga dan Wilayah Huta, yaitu:

1.  Dinasti Sori Mangaraja
Dinasti ini dipimpin oleh raja turun temurun yang bergelar Sori Mangaraja (Sori Mangaraja diadaptasi dari gelar Sri Maharaj).  Sori Mangaraja I didampingi penasihat kerajaaan, Batara Guru, tokoh dari India Selatan.  Dinasti ini berdiri selama + 300-500 tahun, sejak abad ke-7 M (atau abad ke-9 M?) sampai dengan awal abad ke-12 M.
Ibukota kerajaan di Lobu Tua, Barus dan Pansur sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan dunia.  Selama berdiri, Dinasti ini membangun peradaban dan kebudayaan yang tinggi dan maju. Dinasti berakhir akibat peperangan yang dahsyat antara Kerajaan Chola, India dengan Sriwijaya di wilayahnya.

2.  Dinasti Hatorusan
Dinasti berdiri selama hampir 300 tahun sejak awal abad ke-13 M sampai dengan awal abad ke-16 M dipimpin oleh raja turun-temurun yang bergelar Raja Hatorusan I-VII. Raja Pertama, Uti Mutiaraja, berasal dari keturunan Guru Tatea Bulan, Pusuk Buhit. Dinasti ini berupaya menata kembali dan meneruskan tradisi kerajaan dan kejayaan Dinasti Sori Mangaraja.  Ibukota Kerajaan di Barus dan kemudian bergeser ke pedalaman di perbatasan wilayah Aceh. Kamper dan kemenyaan tetap sebagai sumber penghasilan kerajaan yang diperdagangkan di pelabuhan Pansur, Barus.  Dinasti ini menyerahkan tampuk kuasa kerajaan ke Dinasti Sisingamangaraja dari Negeri Bakara.

3.  Dinasti Sisingamangaraja

Dinasti ini berdiri selama + 400 tahun,  sejak tahun 1500-an sampai dengan 1907. Pusat pemerintahan di Negeri Bakara, di bawah kepemimpinan Raja Sisingamangaraja I – XII.   Kerajaan ini bersama rakyatnya menghadapi peperangan selama 30 tahun dengan Belanda yang berusaha menaklukkan Tanah Batak.   Dinasti berakhir dengan gugurnya Sisingamangaraja XII, Ompu Patuan Bosar  Sinambela (Ompu Pulo Batu) sebagai Sisingamangaraja terakhir, pada pertempuran heroik di Si Onom Hudon tahun 1907. 

Jumat, 09 Oktober 2015

Gotong Royong


Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari gotong = bekerja, royong = bersama Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. Nasroen kemudian menikmati hasil pekerjaan itu bersama-sama pula.

Unsur-unsur gotong royong:
1.      Usaha atau kegiatan kerja bersama
2.      Setiap partisipan berpartisipasi menurut kemampuan masing-masing
3.      Berdasarkan keikhlasan dan suka rela
4.      Tanpa pamrih (tanpa harapan balas jasa)
5.      Kerja atau usaha tersebut bermanfaat bagi kepentingan bersama.

Prinsip-prinsip kegiatan gotong royong:
1.      Kegiatan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang merupakan anggota suatu kesatuan: desa, kampung, pelajar suatu sekolah, organisasi tertentu, dan sebagainya
2.      Keikutsertaannya berdasarkan atas kesadaran bahwa kegiatan itu demi kepentingan sesama anggota sebagai kesatuan atau keluarga
3.      Tidak ada perasaan terpaksa atau pun didorong pamrih apa pun kecuali ingin menolong sesama warga.

Manfaat gotong royong:
1.      Meringankan beban, waktu dan biaya
2.      Meningkatkan rasa kekeluargaan dengan sesama
3.      Menambah kokohnya rasa persatuan dan kesatuan
4.      Mempertinggi ketahanan bersama.
5.      memperkecil permusuhan



Makna bergotong royong:
1.      Manusia tidak dapat hidup sendiri, melainkan harus bersama orang lain; manusia adalah makhluk social
2.      Tanggung jawab bersama yang menyangkut kepentingan orang banyak tidak hanya dipikul oleh orang tertentu saja, melainkan semua orang yang terlibat di dalamnya
3.      Kita tidak pantas berpangku tangan terhadap upaya mencapai kesejahteraan masyarakat, melainkan harus ikut bertanggung jawab dan segera berpartisipasi aktif
4.      Hasil upaya bersama harus dinikmati secara adil secara bersama pula
5.      Suka dan duka, sejahtera dan menderita dalam kehidupan bermasyarakat menjadi tanggungan bersama
6.      Kesadaran akan kepentingan masyarakat perlu diikuti dengan kemauan bekerja keras dan bekerja sama.

Gotong royong sangat dibutuhkan baangsa ini dalam membangun suatu tatanan yang kuat, fleksibel, dan ramping, untuk itu kita harus memiliki rasa kekeluargaan yang kuat agar tidak mudah lekang oleh waktu, kini di era globalisasi apa yang kita butuh mudah didapatkan dengan adanya internet. Di era-globalisasi kini semua semakin transfaran dengan gampangnya merekam dan membeberkan video atau foto di media social serta penggunan akun social media pun meningkat drastis.  Berhubungan dengan keluarga, saudara, maupun teman kini sangat mudah dilakukan dari social media, telefon, email, dan masih bnayak lagi, dengan semua kemudahan ini timbul rasa peduli tinggi dari setiap media social atau akun jasa-jasa sumbangan memudahakan kita untuk membantuk rakyat yang tjauh disana hanya dengan mentransferkan uang atau mem-follownya di akun-akun media social kita turut mendukung dan membantu masyarakat, keluarga, anak-anak yang tidak mampu di luar sana dengan mudah.
Gotong royong itu sederhana hanya dengan membantu sesama memiliki arti yang besar