Rabu, 14 Oktober 2015

TIGA DINASTI KERAJAAN DI TANAH BATAK


Sepanjang sejarah Suku Batak Kuno (Toba Tua) di Sumatera, pernah terdapat tiga dinasti kerajaan yang menyatukan berbagai kelompok suku yang mempunyai keterkaitan dengan beberapa suku dari India Selatan,  pedalaman Myanmar (Burma)  – Thailand dan Tibet, yang sebelumnya telah mendiami kepulauan dan Pulau Sumatera sejak abad sebelum masehi (+ 1.500 SM).  Pemimpin di antara pemimpin (Primus Interpares)suku membentuk dinasti yang menaungi kelompok klan, kerajaan-kerajaan suku di Tanah Batak (sampai dengan Aceh) dan selanjutnya Raja-raja Marga-marga dan Wilayah Huta, yaitu:

1.  Dinasti Sori Mangaraja
Dinasti ini dipimpin oleh raja turun temurun yang bergelar Sori Mangaraja (Sori Mangaraja diadaptasi dari gelar Sri Maharaj).  Sori Mangaraja I didampingi penasihat kerajaaan, Batara Guru, tokoh dari India Selatan.  Dinasti ini berdiri selama + 300-500 tahun, sejak abad ke-7 M (atau abad ke-9 M?) sampai dengan awal abad ke-12 M.
Ibukota kerajaan di Lobu Tua, Barus dan Pansur sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan dunia.  Selama berdiri, Dinasti ini membangun peradaban dan kebudayaan yang tinggi dan maju. Dinasti berakhir akibat peperangan yang dahsyat antara Kerajaan Chola, India dengan Sriwijaya di wilayahnya.

2.  Dinasti Hatorusan
Dinasti berdiri selama hampir 300 tahun sejak awal abad ke-13 M sampai dengan awal abad ke-16 M dipimpin oleh raja turun-temurun yang bergelar Raja Hatorusan I-VII. Raja Pertama, Uti Mutiaraja, berasal dari keturunan Guru Tatea Bulan, Pusuk Buhit. Dinasti ini berupaya menata kembali dan meneruskan tradisi kerajaan dan kejayaan Dinasti Sori Mangaraja.  Ibukota Kerajaan di Barus dan kemudian bergeser ke pedalaman di perbatasan wilayah Aceh. Kamper dan kemenyaan tetap sebagai sumber penghasilan kerajaan yang diperdagangkan di pelabuhan Pansur, Barus.  Dinasti ini menyerahkan tampuk kuasa kerajaan ke Dinasti Sisingamangaraja dari Negeri Bakara.

3.  Dinasti Sisingamangaraja

Dinasti ini berdiri selama + 400 tahun,  sejak tahun 1500-an sampai dengan 1907. Pusat pemerintahan di Negeri Bakara, di bawah kepemimpinan Raja Sisingamangaraja I – XII.   Kerajaan ini bersama rakyatnya menghadapi peperangan selama 30 tahun dengan Belanda yang berusaha menaklukkan Tanah Batak.   Dinasti berakhir dengan gugurnya Sisingamangaraja XII, Ompu Patuan Bosar  Sinambela (Ompu Pulo Batu) sebagai Sisingamangaraja terakhir, pada pertempuran heroik di Si Onom Hudon tahun 1907. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar