Sepanjang sejarah Suku Batak Kuno (Toba Tua) di Sumatera, pernah
terdapat tiga dinasti kerajaan yang menyatukan berbagai kelompok suku yang
mempunyai keterkaitan dengan beberapa suku dari India Selatan, pedalaman
Myanmar (Burma) – Thailand dan Tibet, yang sebelumnya telah mendiami
kepulauan dan Pulau Sumatera sejak abad sebelum masehi (+ 1.500
SM). Pemimpin di antara pemimpin (Primus Interpares)suku membentuk
dinasti yang menaungi kelompok klan, kerajaan-kerajaan suku di Tanah Batak
(sampai dengan Aceh) dan selanjutnya Raja-raja Marga-marga dan Wilayah Huta,
yaitu:
1. Dinasti Sori Mangaraja
Dinasti ini dipimpin oleh raja turun temurun yang bergelar Sori
Mangaraja (Sori Mangaraja diadaptasi dari
gelar Sri Maharaj). Sori Mangaraja I didampingi
penasihat kerajaaan, Batara Guru, tokoh dari India
Selatan. Dinasti ini berdiri selama + 300-500 tahun, sejak
abad ke-7 M (atau abad ke-9 M?) sampai dengan awal abad ke-12 M.
Ibukota kerajaan di Lobu Tua, Barus dan Pansur sebagai kota
pelabuhan dan pusat perdagangan dunia. Selama berdiri, Dinasti ini
membangun peradaban dan kebudayaan yang tinggi dan maju. Dinasti berakhir
akibat peperangan yang dahsyat antara Kerajaan Chola, India dengan Sriwijaya di
wilayahnya.
2. Dinasti Hatorusan
Dinasti berdiri selama hampir 300 tahun sejak
awal abad ke-13 M sampai dengan awal abad ke-16 M dipimpin oleh raja
turun-temurun yang bergelar Raja Hatorusan I-VII. Raja Pertama, Uti
Mutiaraja, berasal dari keturunan Guru Tatea Bulan, Pusuk Buhit. Dinasti
ini berupaya menata kembali dan meneruskan tradisi kerajaan dan kejayaan
Dinasti Sori Mangaraja. Ibukota Kerajaan di Barus dan kemudian
bergeser ke pedalaman di perbatasan wilayah Aceh. Kamper dan kemenyaan tetap
sebagai sumber penghasilan kerajaan yang diperdagangkan di pelabuhan Pansur,
Barus. Dinasti ini menyerahkan tampuk kuasa kerajaan ke Dinasti
Sisingamangaraja dari Negeri Bakara.
3. Dinasti Sisingamangaraja
Dinasti ini berdiri selama + 400 tahun, sejak
tahun 1500-an sampai dengan 1907. Pusat pemerintahan di Negeri Bakara,
di bawah kepemimpinan Raja Sisingamangaraja I – XII. Kerajaan
ini bersama rakyatnya menghadapi peperangan selama 30 tahun dengan Belanda yang
berusaha menaklukkan Tanah Batak. Dinasti berakhir dengan
gugurnya Sisingamangaraja XII, Ompu Patuan Bosar Sinambela (Ompu
Pulo Batu) sebagai Sisingamangaraja terakhir, pada pertempuran heroik di Si
Onom Hudon tahun 1907.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar