MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Nama : Redo Parsaoran Siregar
NPM : 38414983
Kelas : 1ID06
Jurusan : Teknik
Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015
Daftar Isi
Cover…………………………………………………………............. i
Daftar
isi……………………………………………………………... ii
Manusia
Dan Pandangan Hidup 3
A. Pengertian
Pandangan Hidup………………………………... 3
B. Cita-cita……………………………………………………… 3
C. Kebajikan…………………………………………………..... 4
D. Usaha
atau Perjuangan……………………………………… 6
E. Keyakinan
atau Kepercayaan………………………………. 6
F. Daftar
Pustaka………………………………………………. 9
Manusia Dan Pandangan Hidup
A.
Pengertian
Pandangan Hidup
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup dan itu yang akan menentukan masa depan seseorang yang bersifat kodrati. Pandangan hidup
artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,
petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pedoaman itu di dapat melalui proses
pertimbangan dari pengalaman-pengalaman yang ada di hidup seseorang. Berarti
pandangan hidup tidak terjadi seketika, butuh proses dengan waktu yang lama dan
terus menerus.
Pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan
hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudaayaan dan norma yang
terapat pada negara tersebut
3. Pandangan
hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Bila pandangan hidup ini diterima
oleh kelompok, maka pandangan hidup tersebut adalah ideology. Jika organisasi
atau kelompok tersebut politik, ideologinya disebut ideology politik. Jika
organisasi itu Negara, ideologinya disebut ideology Negara.
Pandangan hidup mempunyai
unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat
unsur itu merupakan satu kesatuan.
B.
Cita-Cita
Menurut
KBBI cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran.
Berarti cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup
yang akan datang. Cita-cita seperti garis linear yang semakin lama semakin
tinggi. Bila cita-cita cita tersebut belum terpenuhi di sebut angan-angan.
Seorang
anak yang bercita-cita ingin menjadi dokter, tetapi belum sekolah, sehingga
tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itulah angan-angan. Dapatkah
seseorang mencapai cita-citanya bergantung pada tiga faktr. Pertama, manusianya
memiliki cita-cita. Kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang
dicita-citakan. Dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang ingin di capai.
Factor
manusia. Dalam memncapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada
orang yang tidak berkemauan, sehingga cita-citanya hanya merupak khyalan. Ini
banyak menimpa anak-anak muda yang senang berkhyal, tetapi sulit untuk
mencapainya karena kurang mengukur kemampuannya sendiri. Sabaliknya cita-cita
merupakan motivasi atau dorongan bagi anak yang mempunyai kemauan keras.
Factor
kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umunya ada yang
menguntungkan dan yang menghambat. Factor yang menguntukan merupakan
memperlancar tercapainya cita-cita tersebut.
Factor
tingginya cita-cita merupakan seseorang yang menggantungkan cita-citanya
setinggi bintang. Tetapi bagaimana fakto manusianya, mampukah dan kondisi
memungkinkan hal itu. Intinya mencapai cita-cita sesuai kemampuan di sendiri,
dilakukan dengan perhitungan sesuai serta kondisi yang memungkinkan untuk
mencapai suatu cita-cita. Cita-cita bukan hanya milik individu tetapi di miliki
oleh masyarakat, bangsa, maupun Negara.
C.
Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan sama dengan perbuatan
moral, norma-norma, dan etika. Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia itu baik,
makhluk bermoral.
Manusia
adalah seorang pribadi karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, ia
mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Dan
karena itulah terkadang manusia egois yang hanya mementinkan diri sendiri dan
kurang mengenal kebajikan.
Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikirian sehingga manusia
itu tau membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati.
Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang
mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya
suatu perbuatan,tindakan atau tingkah laku. Namun terkadang banyak manusia yang
tidak mau mendengarkan suara hatinya karena kegoisan.
Suara hati itu datangnya dari lubuk hati yang terdalam dan tidak pernah
salah. Jadi berbuat atau bertindak menurut suara hati, maka
tindakan atau perbuatan itu adalah baik. Sebaliknya
perbuatan atau tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan
atau tindakan itu buruk. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi,
sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara
hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Suara hati masyarakat pada
dasarnya adalah baik.
Sesuatu yang baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan
masyarakat. Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi
kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau segelintir
orang didalamnya atau sebaliiknya.
Sebagai mahluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati
Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan
mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Kebajikan berarti
berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah
terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalarn
tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersurnber pada
pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendin-sendiri,
sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkah laku seseorang terdiri dari tiga hal, yaitu
pembawaan, lingkungan dan pengalaman.
Pembawaan, Keturunan telah ditentukan pada waktu
seseorang masih dalam kandungan, karena pembawaan meru[akan hal yang
diturunkanatau di pusakaidari orang tua. Uniknya dalam saudara sekandung tidak
ada yang memiliki pembawaan yang sama, Hal itu dikarenakan sel-sel benih yang
mengandung faktor-faktor penentu(determinan) di dalam tubuh ibu dan ayah
berjumlah sangat banyak, dan pada saat konsepsi (percampuran sel-sel), benih
itu saling berkombinasi dengan cara yang bermacam-macam.
Lingkungan, Lingkungan (environment) merupakan
alam kedua yang membentuk tingkah laku seseorang (secondary nature) setelah
seorang anak lahir. Lingkungan yang membentuk jiwa seseorang terdiri dari
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pengalaman, Pengalaman yang kha yang pernah
diperoleh seseorang dapat menentukan tingkah laku seseorang. Baik pengalaman
pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifaynya positif
dapat memberi manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan
sebelum seseorang mengambil tindakan.
D.
Usaha atau Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap
manusia hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya,
Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan.Perjuangan untuk
hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa
usaha/perjuangan,manusia tidak dapat hidup sempuma. Kerja keras itu dapat
dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan
kedua-duanya.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan.
Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat
kernakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan
itu terbatas pada fisik dan
keahlian/ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik
lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh
penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak
mempunyai ketrampilan/keahlian.
E. Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran
filsafat,yaitu
a.
Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan
dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari
natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur
itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn semesta lengkap dengan
hukum-hukumnya. secara mutlak dikuasai Tuhan.Manusia hanya dapat
berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan .
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan
itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu
manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaranTuhan yaitu agarna.
Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
1. Ajaran agarna dogmatis, yang
disarnpaikanoleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat
mutlak (absolut),terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap,
tidak berubah-ubah.
2. Ajaran agarna dari
pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil pemikiranmanusia, sifatnya
relatif(terbatas).Ajaranagarnadari pemuka-pemukaagarnatermasukkebudayaan,terdapat
dalarn buku-buku agarna yang ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat
berubah-ubah sesuai dengan perkembanganjarnan.
Natur adalah kekuatan tertinggi, maka
keyakinan itu bermula dan kekuatan natur.
Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur.
Manusia yakin bahwa kebajikan adalah
kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi
oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini
disebut pandangan hidup komunis.
b.
Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal.
Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut
akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat
dicapai dengan sukses.
c. Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib
aninya kelruatan yang berasal dan Tuhan, percaya
adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah
dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya
sesuato.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan
timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat
didasarlcan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui
adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak
ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir
kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal,
kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai
logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik
secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialime
– religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
F. Daftar Pustaka
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36