MANUSIA DAN PENDERITAAN
Nama : Redo Parsaoran Siregar
NPM : 38414983
Kelas : 1ID06
Jurusan : Teknik
Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015
Daftar Isi
A. Makna
Penderitaan…………………………………………………… 3
B. Makna
Siksaan………………………………………………………... 4
C. Makna
Rasa Sakit…………………………………………………….. 5
D. Kekalutan
Mental…………………………………………………….. 5
E. Sumber
Penderitaan………………………………………………….. 7
1. Hakikat
Manusia
2. Sebab-sebab
penderitaan
F. Pengaruh
Penderitaan……………………………...………………... 9
G. Pengalaman
Pribadi…………………………………………..…....... 10
H. Daftar
Pustaka……………………………………………………….. 12
Manusia Dan Penderitaan
A.
Makna
Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Derita berasal dari kata sansekerta “dhra” artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya merasakan atau menanggung sesuatu yang
tidak menyenangkan. Yang termasuk penderitaan yaitu kelu kesah, kesengsaraan,
kelaparan, kekenyangan, kepansan, dan lain-lain
Misalnya
dalam surat Al-balad ayat 4 dinyatakan “manusia ialah makhluk yang hidupnya
penuh perjuangan” ayat tersebut diartikan, bahwa manusia bekerja keras untuk
melangsungkan hidupnya. Untuk itu manusia akan menghapi alam ( menaklukan alam,
menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa taqwa kepada-Nya).
Bila melalaikan salah satu dari pada-Nya maka akibatnya manusia akan menderita.
Bila sudah berkeluarga, penderitaan tetap ada dalam kehidupan sehari hari dan
orang yang malas bekerja maka hidupnya akan menderita.
Berbagai
kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Dalam kehidupan, penderitaan
manusia telah menjadi salah satu gagasan atau tema karya filsafat atau karya
seni sepanjang jaman
Kebanyakan
semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari imajinasi
penderitaan seperti Epos Ramayana dan Mahaberata yang merupakan cerita penuh
penderitaan.
Karya
Shakespeare pun banyak mengungkapkan penderitaan batin yang dialami para
pelakunya. Dalam drama “Romeo dan Juliet”. Pada dasarnya shakspeare ingin
mengkomukasikan penderitaan batin dua remaja yang saling di mabuk asmara. Cinta
yang sudah sampai di jenjang pernikahan tetapi betapa terharunya pembaca atau
penonton yang menyaksikan ketragisan kedua remaja itu berkhir dengan kematian.
Dalam
riwayat Nabi Muhammad, di ceritakan sebagai anak yatim piatu, di besarkan
kakeknya kemudian pamanya serta menggembala kambing, bekerja pada oran (buruh),
dan sebagainya. Bahkan 75% hidupnya mengalami penderitaan yang dalam. Nabi Isa
pun hidupnya penuh penderitaan. Bahkan lahirnya pun di palungan.
Kalau
kita baca buku riwayat hidup dan riwayat hidop sendiri orang-oraang besar,
semua dialami dengan penderitaan, jarang ada orang besar langsung menjadi
besar.
Di dunia
modern kini, hasil teknologi modern merata di segala penjuru, tetapi
penderitaan yang dialami manusia sekarang tidak kalah hebat dibandingkan
pederitaan yang dialami nenek moyang kita atau sebelum merdeka.
Sejak
jaman dulu kasus penderitaan dituangkan dalam bentuk seni, misalnya seni
sastra, seni wayang, seni drama, seni music, dan sebagainya. Dengan
perkembangan teknologi masa kini kasus penderitaa seperti kelaparan, gempa,
menyebarnya penyakit, gunung meletus, dan sebgainya, dapat menyebar dalam waktu
singkat pula rasa simpati dari berbagai penjuru mengalir dalam bentuk
sumbangan.
Dengan
mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti telah mempelajari sika,
nilai, kesombongan, harga diri, ketamakan, dan sebagainya. Semuanya itu perlu
untuk memperluas prespsi, tanggapan, penalaran, dan wawasan, bagi yang
mempelajarinya.
B.
Makna
Siksaan
Siksaan
identik dengan neraka dan dosa. Didalam Al-Qur’an banyak terdapt surat dan ayat
yang membicrakan tentang siksaan ini.
Berbicara
tentang siksaan terbayang di benak kita sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan
mungkin mendirikan bulu kuduk kita. Betapa tidak, seorang yang tinggi besar
dengan muka seram sedang memegang cambuk yang akan siap di lecuti kepada orang
yang disiksa. Semua itu dengan maksud agar orang yang disiksa itu memenuhi
permintaan penyiksa atau sebagai perbuatan balas dendam.
Siksaan
dapat berupa, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan manusia ternyata dapat menimbulkan kreatifitas baik bagi yang pernah
mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksukan langsung
maupun tidak.
Hal ini
terbukti dengan adanya banyak tulisan, baik berupa novel, berita, ataupun
cerpen yang mengisahkan siksaan orang dan banyak pula dijadikan film yang
melejit di pasaran.
Siksaan
tidak dapat dipisahkan dari manusia. Setiap manusia pernah atau menjalani
siksaan. Yang berhubungan dengan dosa adalah siksaan di Hari Kiamat. Dengan
banyaknya karya seni dari orang yang mempunyai kreatifitas untuk mengubahnya
dalam bentuk seni dan sudah kita baca serta tonton, kita dapat menilai dan
mangambil hikmahnya pada diri sendiri, diman kita berdiri, di mana kita
berpihak, dan sejauh mana ketakwaan kita.
C.
Makna
Rasa Sakit
Rasa
sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Rasa sakit akibat
menderita penyakit. Sakit gigi akbatnya terasa nyeri, sakit perut akibatnya
perut terasa sakit, sakit cinta akibatnya hati dirundung rasa rindu yang ingin
bertemu dengan orang yang dicintainya, dan sebagainya.
Rasa
sakit atau penyakit tak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Sakit
tidak dapat direncanakan, kalau datang, datang juga,sedang manusia hanya dapat
berdoa dan berikhtiar menyembuhkan atau sekurang-kurangnya meredakan rasa sakit
itu.
Rasa
sakit atau sakit dalam pengalaman hidup sehari-hari ada tiga macam: sakit hati,
sakit syarah atau sakit jiwa, dan sakit fisik. Sakit hati banyak macamnya,
seoerti sakit hati dapat menyebabkan orang berfikir terus, yang akibatnya dapat
menjadikan penderitaan fisik yang merasa telah di gosipi di ejek dan
ssemacamnya. Bagaimana rasanya orang mendapat sindiran itu? Anda pun pernah
pula mengalami hal yang sama.
Tiap rasa
sakit atau penyakit ada obatnya. Hanya tergantung kepada penderita atau
kjeluarga penderita, apa ada usaha atau tidak. Bagi yang berusaha
bersungguh-sungguh dengan disertai pendekatan diri kepada Tuhan dan pasrah
kepada-Nya. Maka Tuhan akan mengabulkan doa serta usahanya.
D.
Kekalutan
Mental
Penderita batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai
kekalutan mental. Secara sederhana, kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan
akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus ditasi sehingga
yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.
Gejala-gejala
pemula yang mengalami kekalutan mental:
a. Nampak
pada jasmani. Sering merasakan pusing, demam, dsb.
b. Nampak
pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, cemburu, dsb.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan:
a. Nampak
dalam gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
b. Usaha
mempertahankan diri secara negative. Sehingga cara bertahan dirinya salah.
c. Kekalutan
merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, antara lain:
a. Kepribadian
yang lemah
b. Terjadinya
konflik sosial budaya
c. Cara
pematangan batin
Proses-proses
kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah:
a. Positif:
trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
berjuang dalam hidup, dan melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan
dalam kehidupan.
b. Negatif:
trauma yang dialami diperlarutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,
yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara
lain:
1. Agresi,
merupakan kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan
secara fisik berakibat mudah terjadinya tekanan darah tinggi atau tindakan
sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi,
adalah kembali pada pola primitive atau kekanak-kanakan.
3. Fiksasi,
peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama. Contohnya dengan membisu,
memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala ke tembok, dsb.
4. Proyeksi,
usaha melemparkan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative pada orang
lain.
5. Identifikasi,
menyamakan diri dengan orang yang sukses dalam imajinasinya.
6. Narsisme,
self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih
superior daripada yang lain.
7. Autisme,
gejala menutup diri secara total dari dunia riil.
Penderita
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan:
1. Kota-kota
besar yang memberikan tantangan hidup yang berat, sehingga seseorang seperti
dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Anak-anak
muda usia yang tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan karena tidak
seimbang dengan kemampuan dan tujuannya.
3. Wanita
lebih mudah merasakan suatu masalah kedalam hatinya namun susah untuk
mengeluarkan perasaan tersebut. Serta kondisi tubuh yang lebih lemah daripada
lelaki.
4. Orang-orang
tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan
yang lebih besar.
5. Orang
yang terlalu mengejar materi memiliki sifat ngoyo dalam meemperoleh tujuan
kegiatannya.
E.
Sumber
Penderitaan
1.
Hakikat
Manusia
Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk hidup yang memeiliki kepribadian yang tersusun
dari perpaduan dan saling hubungan dan pengaruh mempengaruhi antara unsur-unsur
jasmani, dan rohani, dan karena itu pula penderitaan dapat terjadi pada tingkat
jasmani maupun rohani.
Jasmani
disebut juga sebagai tubuh, badan, badan wadaq, jasad, materi, wadah, atau
unsur kongkrit daro pada pribadi. Di dalam jasmani manusia ada dua unsur yang
berhubunga yaitu otak dan indra. Otak sebagi pusat kemampuan manusia. Panca
indra merupakan alat atau jendela atau pintu tubuh manusia sehingga manusia
mampu menerima atau menangkap sesuatu yang ada di lingkungannya. Rohani sering
disebut juga sebgai jiwa, badan halus, dan mind yang merupakan unsur yang tidak
dapat di tangkap oleh panca indra manusia. Dalam kehidupan sehari-hari rohani
menjiwai, mendasari, dan memimpin unsur-unsur prbadi manusia Rohani memiliki
alat kemampuan. Alat kemampuan itu adalah nafsu, perasaan, pikiran, dan
kemauan.
Nafsu
adalah dorongan yang ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan, termasuk pula
instink, sehingga menimbulkan keinginan. Batas antara nafsu dan keninginan
tidak terlihat jelas. Menurut poedjawijatna (1984) menyamakan antara keinginan
dan nafsu. Nafsu menimbulkan gairah hidup pada manusia dan jika nafsu terpenuhi
akan memberikan rasa puas bagi manusia.
Perasaan
merupakan gejala psikis. Perasaan menyangkut suasan batiniah manusia. Bila
seseorang merasakan cinta, benci dan sebagainya perasaan cinta atau benci itu
akan tinggal di dalam batin manusia. Perasaan batin timbul akibat ada reaksi
emosional antara manusia dan lingkungannya.
Pikiran
disebut juga akal budi. Dengan adanya akal budi manusia bisa mempertimbangkan,
membedakan, dan mengambil keputusan dengan alasan-alasan tersendiri.
Kemauan
disebut juga kehendak. Dimilikinya kemauan atau kehendak dalam mdiri manusia
memungkinkan manusia memilih. Untuk memilih manusia harus tahu apa yang
dipilih. Oleh karena itu kehendak dapat dikatan sebagai pelaksana dari akal
budi dan persaan.
2. Sebab-sebab penderitaan
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:
a. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Dapat terjadi dalam hubungan
manusia dengan sesamanya ataupun manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan
ini kadang disebut nasib buruk. Perbedaan nasib buruk dengan takdir itu takdir
Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia yang menyebabkan.
b. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia
dapat terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, dan optimisme merupakan usaha manusia dalam mengatasi penderitaan ini.
F.
Pengaruh
Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan menimbulkan sikap yang positif ataupun negatif
dalam dirinya. Sikap negatif misalnya penyesalan, kekecewaan, putus asa, dan
lain-lain. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti. Anti
kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup. Bahwa penderitaan hanyalah bagian dari kehidupan. Hidup
bukanlah rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan.
Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, dan sebagainya.
Apabila sikap positif dan negatif dikomunikasikan
oleh para seniman, maka para pembaca atau penonton akan memberikan
penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk melakukan perubahan
nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.
G.
Pengalaman
Pribadi
Memang
betul yang di katakan penderitaan itu tiada habisnya, karna apapun yang masih
hidup pasti akan terkena derita, baik itu berupa penyakit, siksaan, cacian,
banjir, kelaparan dan sebagainya.
Aku
pernah mengalami kecelakaan yang lumayan parah, syukur aku tidak sampai dirawat
di rumah sakit dan tidak ada yang mengalami cidera serius. Saat itu aku duduk di
bangku SMP kelas tiga yang hendak pergi les sore, karena teledor dan akhirnya
terlambat aku memacu motorku dengan kencang supaya bisa mengejar waktu, tapi
saat penurunan dengan jalan yang bergelombang tiba-tiba motor keluar dari
simpang yang membuat saya terkejut dan mengerem mendadak, akibatnya motor yang
ku kendarai tidak terkendali kemudia jatuh hingga terseret beberapa meter.
Warga yang berada disana langsung mengantar ku ke rumah dan segera di bawa ke
puskesmas.
Sebelumnya
aku membantah perkataan orang tua ku yang bilang kalo aku lebih baik di rumah
saja dan tidak kemana-mana. Tapi aku membantah dan inilah akhirnya aku
mengalami luka lecet di bagian tangan kiri serta kaki.
Kini aku
mengerti betapa pentingnya perkataan orang tua. Apabila dibantah itu merupakan
sebuah dosa besar dan fatal akbanya, begitu pula kepada Tuhan. Jangan
melaksanakan larangannya, karna banyak dari kita suka bahan sangat suka
melakukan larangan Tuhan, seperti mabuk-mabukan, membantah, mencuri, korupsi,
dan sebagainya semua itu adalah awal penderitaan yang sangat menyakitkan
Di Nereka
kita bakal disiksa dengan api yang
membara atas pertanggung jawaban perbuatan kita selama di bumi. Kita tahu
mengapa kita masuk Neraka, karena dosa, dan dosa erat hubungannya dengan
kesalahan yang akibatnya derita yang kita rsakan
Aku
bersyukur masih bisa melewati penderitaan yang ku alami seperti saat 7 tahun
silam, saat aku terbaring di rumah sakit Karen penyakit yang ku derita. Waktu
itu aku mengalami pusing yang sangat sakit hingga apa yang ku makan akan merasa
mual dan ku muntahkan. Berulang kali ibuku menyuapi makanan ke mulut ku begitu
beberapa menit langsung ku muntahkan. Saat itu aku sangat menderita, di rumah
sakit aku hanya bisa terbaring lunglai.
Tapi berkat
doa dan obat-obat yang di berikan dokter tubuhku pun mulai membailk dan
menunjukkan tanda-tanda akan sehat kembali. Akhirnya selama seminggu aku di
rumah sakit aku bisa pulang juga, beraktivitas seperti biasa, sekolah, belajar,
dan tidak lupa berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan
Kekuatan
doalah yang membantu ku melewati semua penderitaan ini, sebab aku selalu
beruhubungan dengan Tuhan melalui doa ini. Apapun kegiatan, tantangan, atau
rencana yang akan kita lakukan berdoalah agar di beri bantuan, kemudahan, dan
hasil yang maksimal
Di samping
doa imbangi dengan usaha yang keras, karna setiap usaha yang kita lakukan
mempunyai hasil, sekecil apapun itu.
Aku juga
berharap agar derita atau rintangan apapun yang akan kuhadapi di perkuliahan
nanti di beri kekuatan untuk melewatinya bukanmenghindarinya. Tapi maju terus
pantang menyerah, itu lah yang diajarkan oleh kedua orang tuaku, semua yang
kita lakukan mempunyai dampak di masa yang akan datang, jadi berbuatlah yang
baik, agar derita yang kita alami semakin berkurang.
H.
Daftar
Pustaka
Prastya Tri Joko, dkk .
2013. Ilmu Budaya dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar